Are you over 18 and want to see adult content?
More Annotations
![A complete backup of fairlynx.myshopify.com](https://www.archivebay.com/archive/f0ceba08-a7ac-441c-815b-93060f3feb84.png)
A complete backup of fairlynx.myshopify.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![Börsenforum – Das Börsen-, Wirtschafts- und Finanzforum - das Forum für Trader](https://www.archivebay.com/archive/99cbf3db-4a99-42df-8c18-56df6f5321d1.png)
Börsenforum – Das Börsen-, Wirtschafts- und Finanzforum - das Forum für Trader
Are you over 18 and want to see adult content?
![Meet Dean Graziosi - Entrepreneur, Businessman, Author, Speaker, Father](https://www.archivebay.com/archive/69c9d8cb-2e80-44fc-9a05-2f449bdaba34.png)
Meet Dean Graziosi - Entrepreneur, Businessman, Author, Speaker, Father
Are you over 18 and want to see adult content?
![CARNER - Αξεσουάρ αυτοκινήτου | αλυσίδες | φανάρια | χημικά](https://www.archivebay.com/archive/669aa3aa-7ef5-4f08-b611-d9a5d10c1736.png)
CARNER - Αξεσουάρ αυτοκινήτου | αλυσίδες | φανάρια | χημικά
Are you over 18 and want to see adult content?
![GameOpera – ゲーム攻略専門サイトです。スマホゲームだけでなく3DS、PSP、Wiiなどのゲームも攻略していきます。GameOperaはゲームをもっと楽しくしてしまうそんなサイトを目指しています。](https://www.archivebay.com/archive/b8addd62-99ba-4d45-8c6d-7a532c26426a.png)
GameOpera – ゲーム攻略専門サイトです。スマホゲームだけでなく3DS、PSP、Wiiなどのゲームも攻略していきます。GameOperaはゲームをもっと楽しくしてしまうそんなサイトを目指しています。
Are you over 18 and want to see adult content?
![EducationHeres - Professional Education Guide](https://www.archivebay.com/archive/e4d54db7-6486-4bd9-83fe-6c2ac6b56d14.png)
EducationHeres - Professional Education Guide
Are you over 18 and want to see adult content?
![Interstate Plastics | Plastic Sheet, Rod, Tube, Accessories](https://www.archivebay.com/archive/9a433708-c414-45f7-8eb0-f341b9dd1646.png)
Interstate Plastics | Plastic Sheet, Rod, Tube, Accessories
Are you over 18 and want to see adult content?
Favourite Annotations
![A complete backup of www.ynet.co.il/articles/0](https://www.archivebay.com/archive2/c122d912-8009-4354-8255-6bd0e29f965d.png)
A complete backup of www.ynet.co.il/articles/0
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of www.news18.com/news/india/icsi-cs-executive-programme-result-announced-at-icsi-edu-priya-g-kalyani-ashwin-p](https://www.archivebay.com/archive2/92c20ced-66b0-4da1-80bb-6116b67c717d.png)
A complete backup of www.news18.com/news/india/icsi-cs-executive-programme-result-announced-at-icsi-edu-priya-g-kalyani-ashwin-p
Are you over 18 and want to see adult content?
Text
mereka.
STSD-32 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
STSD-33 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE STSD Jilid 3 3. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam. STSD-30 | GAGAKSETA-2 STSD-30 halaman 73-74. Sesekali Maharsi menarik nafas dalam-dalam sambil mengangguk angguk. Katanya dalam hati kemudian, “Agaknya ada beberapa orang yang masih terjaga. Aku akan memantau mereka terlebih dahulu sebelum masuk.”. Kemudian dengan tetap berdiri di atas kedua kakinya yang renggang, Maharsi pun segera menyilangkan kedua tangannya SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE On 26/08/2015 at 22:48 pelangisingosari said: Judeg aku, lha wong saya bisa download kok. Coba masuk halaman 2. Klik SW-23-PDF masuk ke halaman sawer Wulung 23 lalu klik sawer Wulung 23 atau jika gunakan komputer klau) klik kanan) dan sate link as. STSD-33 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-33 halaman 01-02. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
STSD-32 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
STSD-33 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE STSD Jilid 3 3. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam. STSD-30 | GAGAKSETA-2 STSD-30 halaman 73-74. Sesekali Maharsi menarik nafas dalam-dalam sambil mengangguk angguk. Katanya dalam hati kemudian, “Agaknya ada beberapa orang yang masih terjaga. Aku akan memantau mereka terlebih dahulu sebelum masuk.”. Kemudian dengan tetap berdiri di atas kedua kakinya yang renggang, Maharsi pun segera menyilangkan kedua tangannya SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE On 26/08/2015 at 22:48 pelangisingosari said: Judeg aku, lha wong saya bisa download kok. Coba masuk halaman 2. Klik SW-23-PDF masuk ke halaman sawer Wulung 23 lalu klik sawer Wulung 23 atau jika gunakan komputer klau) klik kanan) dan sate link as.GAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
STSD-29 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE STSD Jilid 29. Bagian 1. “Tidak mungkin!” geram bayangan semu itu kemudian sambil mundur lagi selangkah, “Seseorang pasti sedang mempermainkan pikiranku!”. Berkali kali dicobanya menggeleng gelengkan kepala untuk mengusir ketiga ujud yang telah mencengkeram benaknya itu. Dua orang perempuan dengan mengenakan pakaian khusus danseorang
NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II STSD-28 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-28 halaman 78-79. Demikianlah setelah Pangeran Mandurareja mengundurkan diri, Kanjeng Ratu pun kembali ke dalam biliknya untuk beristirahat di malam yang tersisa. Dalam pada itu Kanjeng Sunan dan Ki Patih Mandaraka yang memburu orang yang melarikan diri dari istana Ratu Lungayu itu menjadi terheran heran. STSD-31 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke STSD-30 | Lanjut ke STSD-32 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen STSD-01 | GAGAKSETA-2 Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is. TADBM-410 | GAGAKSETA-2 On 27/07/2015 at 12:01 P. Satpam said: Gandok TADBM-410 segera ditutup, gandok TADBM-411 sudah bisa digunakan untuk gojegan setelah beberapa kali buka tutup. STSD-33 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-33 halaman 01-02. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
STSD-32 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
STSD-33 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE STSD Jilid 3 3. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam. STSD-30 | GAGAKSETA-2 STSD-30 halaman 73-74. Sesekali Maharsi menarik nafas dalam-dalam sambil mengangguk angguk. Katanya dalam hati kemudian, “Agaknya ada beberapa orang yang masih terjaga. Aku akan memantau mereka terlebih dahulu sebelum masuk.”. Kemudian dengan tetap berdiri di atas kedua kakinya yang renggang, Maharsi pun segera menyilangkan kedua tangannya SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE On 26/08/2015 at 22:48 pelangisingosari said: Judeg aku, lha wong saya bisa download kok. Coba masuk halaman 2. Klik SW-23-PDF masuk ke halaman sawer Wulung 23 lalu klik sawer Wulung 23 atau jika gunakan komputer klau) klik kanan) dan sate link as. STSD-33 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-33 halaman 01-02. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
STSD-32 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
STSD-33 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE STSD Jilid 3 3. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam. STSD-30 | GAGAKSETA-2 STSD-30 halaman 73-74. Sesekali Maharsi menarik nafas dalam-dalam sambil mengangguk angguk. Katanya dalam hati kemudian, “Agaknya ada beberapa orang yang masih terjaga. Aku akan memantau mereka terlebih dahulu sebelum masuk.”. Kemudian dengan tetap berdiri di atas kedua kakinya yang renggang, Maharsi pun segera menyilangkan kedua tangannya SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE On 26/08/2015 at 22:48 pelangisingosari said: Judeg aku, lha wong saya bisa download kok. Coba masuk halaman 2. Klik SW-23-PDF masuk ke halaman sawer Wulung 23 lalu klik sawer Wulung 23 atau jika gunakan komputer klau) klik kanan) dan sate link as.GAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
STSD-29 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE STSD Jilid 29. Bagian 1. “Tidak mungkin!” geram bayangan semu itu kemudian sambil mundur lagi selangkah, “Seseorang pasti sedang mempermainkan pikiranku!”. Berkali kali dicobanya menggeleng gelengkan kepala untuk mengusir ketiga ujud yang telah mencengkeram benaknya itu. Dua orang perempuan dengan mengenakan pakaian khusus danseorang
NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II STSD-28 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-28 halaman 78-79. Demikianlah setelah Pangeran Mandurareja mengundurkan diri, Kanjeng Ratu pun kembali ke dalam biliknya untuk beristirahat di malam yang tersisa. Dalam pada itu Kanjeng Sunan dan Ki Patih Mandaraka yang memburu orang yang melarikan diri dari istana Ratu Lungayu itu menjadi terheran heran. STSD-31 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke STSD-30 | Lanjut ke STSD-32 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen STSD-01 | GAGAKSETA-2 Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is. TADBM-410 | GAGAKSETA-2 On 27/07/2015 at 12:01 P. Satpam said: Gandok TADBM-410 segera ditutup, gandok TADBM-411 sudah bisa digunakan untuk gojegan setelah beberapa kali buka tutup.GAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-33 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-33 halaman 44-45 “Memang sudah menjadi sifat Ki Rangga yang tidak mau menonjolkan diri,” membatin Kiai Sabda Dadi sambil menarik nafas dalam-dalam, “Jika itu terjadi pada diri orang lain, tentu dengan dada tengadah sambil menepuk dada dia akan berkata, inilah aku! STSD-32 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
STSD-30 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-29 | Lanjut ke STSD-31 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang)BENDE MATARAM
trima kasih buat yg punya tempat ini, krn dah mau bagi2 cerita jawa tempo dulu, ini yg dicari sama ayahku, beliau minta dicariin cerita bende mataram, lah empunya tempat ini baik hati banget ngasih2 gratisan gini, minta ijin sedot filenya, trima kasih skali lg trima kasih, ayahku bisa bernostalgia dgn cerita ini lg, dmana bukunya dah sulit klo pun da harganya bikin pening kpala hehehe, matur suwun SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali | TAMAT Hadu.. dimana rontalnya tadi pasti ada yang menyembunyikan harus digeledah satu-satu nih para cantriknya nah.., ternyata Ki Gultom dan Donoloyo ternyata tidak mengakuinya. hadu. untung masih ada serepnya, semoga masih bisa dinikmati yang lainnya. monggo Sawer Wulung_23 Sawer Wulung_23 kalau yang ini tidak bisa juga, satpam menyerah deh tidak tahuGAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-33 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-33 halaman 44-45 “Memang sudah menjadi sifat Ki Rangga yang tidak mau menonjolkan diri,” membatin Kiai Sabda Dadi sambil menarik nafas dalam-dalam, “Jika itu terjadi pada diri orang lain, tentu dengan dada tengadah sambil menepuk dada dia akan berkata, inilah aku! STSD-32 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
STSD-30 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-29 | Lanjut ke STSD-31 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang)BENDE MATARAM
trima kasih buat yg punya tempat ini, krn dah mau bagi2 cerita jawa tempo dulu, ini yg dicari sama ayahku, beliau minta dicariin cerita bende mataram, lah empunya tempat ini baik hati banget ngasih2 gratisan gini, minta ijin sedot filenya, trima kasih skali lg trima kasih, ayahku bisa bernostalgia dgn cerita ini lg, dmana bukunya dah sulit klo pun da harganya bikin pening kpala hehehe, matur suwun SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali | TAMAT Hadu.. dimana rontalnya tadi pasti ada yang menyembunyikan harus digeledah satu-satu nih para cantriknya nah.., ternyata Ki Gultom dan Donoloyo ternyata tidak mengakuinya. hadu. untung masih ada serepnya, semoga masih bisa dinikmati yang lainnya. monggo Sawer Wulung_23 Sawer Wulung_23 kalau yang ini tidak bisa juga, satpam menyerah deh tidak tahuGAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-31 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke STSD-30 | Lanjut ke STSD-32 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) TADBM-410 | GAGAKSETA-2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 10 (Jilid 410) Bagian 1 “ALANGKAH dahsyatnya kemampuan orang ini dalam menyerap bunyi dan mengaburkan pengamatan batin sehingga kehadirannya telah luput dari pantauan ajiku sapta pangrungu,” desis Kiai Sabda Dadi NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
STSD-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke STSD-05 | Lanjut ke STSD-07 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 6 Bagian 1 “GILA!” teriak Ki Brukut sambil meloncat mundur. Dengan segera diperiksanya kulit lengannya yang tersentuh sisi telapak tangan Ki Jayaraga. Ternyata sebagian kulitnya telah melepuh dan berwarna merah kehitaman.ARYA MANGGADA
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie STSD-26 | GAGAKSETA-2 STSD-26 halaman 11-12. Kembali Rara Wulan menarik nafas panjang beberapa kali untuk mengendurkan getar-getar di dalam dadanya. Ketika dia sudah mulai agak tenang kembali, Rara Wulan pun menjawab, “Aku yang didorongnya ke atas tebing hanya dapat berteriak teriak memintatolong.
GAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-33 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-33 halaman 01-02. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
STSD-32 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen STSD-33 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE STSD Jilid 3 3. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-30 | GAGAKSETA-2 STSD-30 halaman 73-74. Sesekali Maharsi menarik nafas dalam-dalam sambil mengangguk angguk. Katanya dalam hati kemudian, “Agaknya ada beberapa orang yang masih terjaga. Aku akan memantau mereka terlebih dahulu sebelum masuk.”. Kemudian dengan tetap berdiri di atas kedua kakinya yang renggang, Maharsi pun segera menyilangkan kedua tangannya NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE On 26/08/2015 at 22:48 pelangisingosari said: Judeg aku, lha wong saya bisa download kok. Coba masuk halaman 2. Klik SW-23-PDF masuk ke halaman sawer Wulung 23 lalu klik sawer Wulung 23 atau jika gunakan komputer klau) klik kanan) dan sate link as.GAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-33 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE STSD-33 halaman 01-02. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
STSD-32 | GAGAKSETA-2 Kembali ke STSD-31 | Lanjut ke STSD-33 Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen STSD-33 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2TRANSLATE THIS PAGE STSD Jilid 3 3. Sejenak keempat orang itu tertegun diam. Ki Ageng Selagilang yang mempunyai kelebihan dari ketiga orang itu segera menyilangkan tangannya di depan dada. Dengan mata terpejam dan kepala tertunduk, sekejap saja Ki Ageng segera mengetahui seseorang sedang berdiri melekat pada sebatang pohon beberapa langkah di hadapanmereka.
SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-30 | GAGAKSETA-2 STSD-30 halaman 73-74. Sesekali Maharsi menarik nafas dalam-dalam sambil mengangguk angguk. Katanya dalam hati kemudian, “Agaknya ada beberapa orang yang masih terjaga. Aku akan memantau mereka terlebih dahulu sebelum masuk.”. Kemudian dengan tetap berdiri di atas kedua kakinya yang renggang, Maharsi pun segera menyilangkan kedua tangannya NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE On 26/08/2015 at 22:48 pelangisingosari said: Judeg aku, lha wong saya bisa download kok. Coba masuk halaman 2. Klik SW-23-PDF masuk ke halaman sawer Wulung 23 lalu klik sawer Wulung 23 atau jika gunakan komputer klau) klik kanan) dan sate link as.GAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) TADBM-410 | GAGAKSETA-2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 10 (Jilid 410) Bagian 1 “ALANGKAH dahsyatnya kemampuan orang ini dalam menyerap bunyi dan mengaburkan pengamatan batin sehingga kehadirannya telah luput dari pantauan ajiku sapta pangrungu,” desis Kiai Sabda Dadi STSD-01 | GAGAKSETA-2 Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is.ARYA MANGGADA
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE On 26/08/2015 at 22:48 pelangisingosari said: Judeg aku, lha wong saya bisa download kok. Coba masuk halaman 2. Klik SW-23-PDF masuk ke halaman sawer Wulung 23 lalu klik sawer Wulung 23 atau jika gunakan komputer klau) klik kanan) dan sate link as.SAWER WULUNG_9
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan CookieGAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-32 | GAGAKSETA-2 STSD-32. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
TADBM-410 | GAGAKSETA-2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 10 (Jilid 410) Bagian 1 “ALANGKAH dahsyatnya kemampuan orang ini dalam menyerap bunyi dan mengaburkan pengamatan batin sehingga kehadirannya telah luput dari pantauan ajiku sapta pangrungu,” desis Kiai Sabda Dadi NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam.BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is. STSD-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali | TAMAT Hadu.. dimana rontalnya tadi pasti ada yang menyembunyikan harus digeledah satu-satu nih para cantriknya nah.., ternyata Ki Gultom dan Donoloyo ternyata tidak mengakuinya. hadu. untung masih ada serepnya, semoga masih bisa dinikmati yang lainnya. monggo Sawer Wulung_23 Sawer Wulung_23 kalau yang ini tidak bisa juga, satpam menyerah deh tidak tahuGAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-32 | GAGAKSETA-2 STSD-32. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
TADBM-410 | GAGAKSETA-2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 10 (Jilid 410) Bagian 1 “ALANGKAH dahsyatnya kemampuan orang ini dalam menyerap bunyi dan mengaburkan pengamatan batin sehingga kehadirannya telah luput dari pantauan ajiku sapta pangrungu,” desis Kiai Sabda Dadi NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam.BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is. STSD-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali | TAMAT Hadu.. dimana rontalnya tadi pasti ada yang menyembunyikan harus digeledah satu-satu nih para cantriknya nah.., ternyata Ki Gultom dan Donoloyo ternyata tidak mengakuinya. hadu. untung masih ada serepnya, semoga masih bisa dinikmati yang lainnya. monggo Sawer Wulung_23 Sawer Wulung_23 kalau yang ini tidak bisa juga, satpam menyerah deh tidak tahu NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II SW-22 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Matur Nuwun mas. Satpam, ki ismoyo,sw 22 sampun berhasil.kagem kadang GS, monggo dipun download.. PEDANG SAKTI TUNGGUL WULUNG Rontal ini sumbangan dari Ki Truno Prenjak. Judul: Pedang Sakti Tunggul Wulung Karya : Herman Pratikto Penerbit: Badan Penerbit CV Muria, Jodjakarta terbitan pertama tahun 1968 PSTW-Jilid 1 , PSTW-Jilid 2, PSTW-Jilid 3, PSTW-Jilid 4, PSTW-Jilid 5 STSD-23 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2 STSD Jilid 23. Bagian 1. KI GEDE yang melihat putrinya dalam kesulitan segera melangkah mendekat. Namun prajurit berwajah kasar itu telah membentak, “Diam di tempatmu atau aku pluntir kepalamu sampai patah!”. Bergetar dada Ki Gede mendapat perlakuan seperti itu. Namun ketika dia sempat berpaling ke arah Ki Rangga, tampak Ki Ranggamemberi
SAWER WULUNG _1
Alhamdulillah akhirnya bisa Download Juga..saya sudah coba convert ke dalam PDF dengan program DJVU to PDF EBOOK sayang ukurannya menjadi lebih besar,sekitar 23MB..Matur Nuwun Sampun Di Upload,ini adalah salah satu serial Cersil yang paling saya tunggu TADBM-415 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 15 (Jilid 415) Bagian 1 TANPA sadar Ki Demang menatap tajam ke arahnya sehingga dengan cepat orang itu menundukkan wajahnya. “Baiklah,” akhirnya Ki Demang tidak dapat mengelak lagi walaupun dengan NAGA SILUMAN SAWER WULUNG On 24/11/2011 at 18:04 gagakseta said: Ki James Anatramdipura (hiks asma dapukane Nyi Dewi), Kalau nggak salah Naga Siluman Sawer Wulung – bag II “Pusaka Nagasiluman” sepertinya stok ada.. Tapi yaitu Ki.rontalnya hancur-hancuran banyak dimakan apa itu NGET ya alias rayap pada bolong-bolong, maka scanning njlimet hati-hati takut TADBM-410 | GAGAKSETA-2 On 27/07/2015 at 12:01 P. Satpam said: Gandok TADBM-410 segera ditutup, gandok TADBM-411 sudah bisa digunakan untuk gojegan setelah beberapa kali buka tutup.GAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-32 | GAGAKSETA-2 STSD-32. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
TADBM-410 | GAGAKSETA-2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 10 (Jilid 410) Bagian 1 “ALANGKAH dahsyatnya kemampuan orang ini dalam menyerap bunyi dan mengaburkan pengamatan batin sehingga kehadirannya telah luput dari pantauan ajiku sapta pangrungu,” desis Kiai Sabda Dadi NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam.BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is. STSD-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali | TAMAT Hadu.. dimana rontalnya tadi pasti ada yang menyembunyikan harus digeledah satu-satu nih para cantriknya nah.., ternyata Ki Gultom dan Donoloyo ternyata tidak mengakuinya. hadu. untung masih ada serepnya, semoga masih bisa dinikmati yang lainnya. monggo Sawer Wulung_23 Sawer Wulung_23 kalau yang ini tidak bisa juga, satpam menyerah deh tidak tahuGAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-32 | GAGAKSETA-2 STSD-32. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
TADBM-410 | GAGAKSETA-2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 10 (Jilid 410) Bagian 1 “ALANGKAH dahsyatnya kemampuan orang ini dalam menyerap bunyi dan mengaburkan pengamatan batin sehingga kehadirannya telah luput dari pantauan ajiku sapta pangrungu,” desis Kiai Sabda Dadi NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam.BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is. STSD-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali | TAMAT Hadu.. dimana rontalnya tadi pasti ada yang menyembunyikan harus digeledah satu-satu nih para cantriknya nah.., ternyata Ki Gultom dan Donoloyo ternyata tidak mengakuinya. hadu. untung masih ada serepnya, semoga masih bisa dinikmati yang lainnya. monggo Sawer Wulung_23 Sawer Wulung_23 kalau yang ini tidak bisa juga, satpam menyerah deh tidak tahu NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II SW-22 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Matur Nuwun mas. Satpam, ki ismoyo,sw 22 sampun berhasil.kagem kadang GS, monggo dipun download.. PEDANG SAKTI TUNGGUL WULUNG Rontal ini sumbangan dari Ki Truno Prenjak. Judul: Pedang Sakti Tunggul Wulung Karya : Herman Pratikto Penerbit: Badan Penerbit CV Muria, Jodjakarta terbitan pertama tahun 1968 PSTW-Jilid 1 , PSTW-Jilid 2, PSTW-Jilid 3, PSTW-Jilid 4, PSTW-Jilid 5 STSD-23 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2 STSD Jilid 23. Bagian 1. KI GEDE yang melihat putrinya dalam kesulitan segera melangkah mendekat. Namun prajurit berwajah kasar itu telah membentak, “Diam di tempatmu atau aku pluntir kepalamu sampai patah!”. Bergetar dada Ki Gede mendapat perlakuan seperti itu. Namun ketika dia sempat berpaling ke arah Ki Rangga, tampak Ki Ranggamemberi
SAWER WULUNG _1
Alhamdulillah akhirnya bisa Download Juga..saya sudah coba convert ke dalam PDF dengan program DJVU to PDF EBOOK sayang ukurannya menjadi lebih besar,sekitar 23MB..Matur Nuwun Sampun Di Upload,ini adalah salah satu serial Cersil yang paling saya tunggu TADBM-415 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 15 (Jilid 415) Bagian 1 TANPA sadar Ki Demang menatap tajam ke arahnya sehingga dengan cepat orang itu menundukkan wajahnya. “Baiklah,” akhirnya Ki Demang tidak dapat mengelak lagi walaupun dengan NAGA SILUMAN SAWER WULUNG On 24/11/2011 at 18:04 gagakseta said: Ki James Anatramdipura (hiks asma dapukane Nyi Dewi), Kalau nggak salah Naga Siluman Sawer Wulung – bag II “Pusaka Nagasiluman” sepertinya stok ada.. Tapi yaitu Ki.rontalnya hancur-hancuran banyak dimakan apa itu NGET ya alias rayap pada bolong-bolong, maka scanning njlimet hati-hati takut TADBM-410 | GAGAKSETA-2 On 27/07/2015 at 12:01 P. Satpam said: Gandok TADBM-410 segera ditutup, gandok TADBM-411 sudah bisa digunakan untuk gojegan setelah beberapa kali buka tutup.GAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-32 | GAGAKSETA-2 STSD-32. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
TADBM-410 | GAGAKSETA-2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 10 (Jilid 410) Bagian 1 “ALANGKAH dahsyatnya kemampuan orang ini dalam menyerap bunyi dan mengaburkan pengamatan batin sehingga kehadirannya telah luput dari pantauan ajiku sapta pangrungu,” desis Kiai Sabda Dadi NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam.BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is. STSD-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali | TAMAT Hadu.. dimana rontalnya tadi pasti ada yang menyembunyikan harus digeledah satu-satu nih para cantriknya nah.., ternyata Ki Gultom dan Donoloyo ternyata tidak mengakuinya. hadu. untung masih ada serepnya, semoga masih bisa dinikmati yang lainnya. monggo Sawer Wulung_23 Sawer Wulung_23 kalau yang ini tidak bisa juga, satpam menyerah deh tidak tahuGAGAKSETA-2
Agar suasana terbiasa sebagaimana di Api di Bukit Menoreh maupun di Pelangi di Langit Singasari maka Gagakseta dimodifikasi identik dengan kedua blog tersebut untuk menampilkan dan melestarikan Cerita Silat Indonesia, baik yang merupakan karya asli maupun gubahan hasil karya cipta anak bangsa Indonesia, seperti karya-karya Almarhum Singgih Hadi Mintardja atau lazim dengan STSD-32 | GAGAKSETA-2 STSD-32. Jika para CanMen berkenan memberikan tali asih suka rela, silahkan mengirimkan donasinya ke rekening mbah Putri: Bank Mandiri an SRI SUPRATINI NO REK: 141 001159 796 0 Mbah Man sangat berterima kasih atas partisipasi para CanMen, merupakan bentuk kepedulian para CanMen dalam mendukung Mbah Man untuk terus berkarya Bagi CanMen yang SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH Satu karya paneMBAHan MANdaraka setelah menamatkan TADBM di jilid 416. Semoga rumah baru di Padepokan Gagakseta masih bisa digunakan untuk bergojek bagi sanak-kadang sebagaimana biasanya. SINOPSIS Pemberontakan Pangeran Jayaraga di Panaraga masih menyisakan luka bagi Mataram. Adi Prabu Panembahan Hanyakrawati berniat untuk tetirahsekaligus berburu
NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
TADBM-410 | GAGAKSETA-2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 10 (Jilid 410) Bagian 1 “ALANGKAH dahsyatnya kemampuan orang ini dalam menyerap bunyi dan mengaburkan pengamatan batin sehingga kehadirannya telah luput dari pantauan ajiku sapta pangrungu,” desis Kiai Sabda Dadi NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) STSD-31 | GAGAKSETA-2 STSD-31 halaman 79-80. Beberapa kali mereka berdua harus merunduk menghindari sulur-sulur yang menjulur dan saling membelit. Bahkan tak jarang mereka berdua juga harus melompati semak belukar yang sulit ditembus. Tiba-tiba jantung Ki Rangga berdesir tajam.BENDE MATARAM
Panjenengan klik setiap halaman Bende Mataram, kemudian pada setiap jilid klik halaman 2, dihalaman dua bisa diunduh setiap episode-nya lengkap semua berjumlah 49 episode dari 15 jilid BM..monggo. Balas. On 20/01/2010 at 07:25 Ajar Gurawa said: Sampun dangan Ki Is. STSD-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali ke TADBM-416 | Lanjut ke STSD-02 SEJENGKAL TANAH SETETES DARAH (Lanjutan TADBM) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo STSD Jilid 1 Bagian 1 Malam baru saja lewat sirep bocah. Angin malam yang bertiup cukup keras telah menggugurkan daun-daun kering pepohonan yang tumbuh di halaman istana Kepatihan. Di ruang dalam, tampak limaorang
SW-23 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Kembali | TAMAT Hadu.. dimana rontalnya tadi pasti ada yang menyembunyikan harus digeledah satu-satu nih para cantriknya nah.., ternyata Ki Gultom dan Donoloyo ternyata tidak mengakuinya. hadu. untung masih ada serepnya, semoga masih bisa dinikmati yang lainnya. monggo Sawer Wulung_23 Sawer Wulung_23 kalau yang ini tidak bisa juga, satpam menyerah deh tidak tahu NSSW-II-01 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-11>>|lanjut ke NSSW-II-02 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yanghilang)
NSSW-II-06 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE balik ke nssw-ii-05>>|lanjut ke NSSW-II-07 >> NAGA SILUMAN SAWER WULUNG bAGIAN 2 Karya - S. Djatilaksana Ilustrator - Hartojo Diterbitkan Oleh : UP. "MARGADJAYA" Surakarta Tahun 1967 ===== NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) NSSW-II-14 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 3TRANSLATE THIS PAGE NSSW-II-14. NSSW seri II sumbangan dari Nyi Dewi KZ, dengan satu pesan: Mohon sanak kadang bisa membantu halaman yang kosong (karena buku aslinya ada beberapa halaman yang hilang) dan satu jilid yang menurut beliau tidak ada. Terima kasih NYi Dewi yang telah menyumbangkan NSSW-II SW-22 | GAGAKSETA-2TRANSLATE THIS PAGE Matur Nuwun mas. Satpam, ki ismoyo,sw 22 sampun berhasil.kagem kadang GS, monggo dipun download.. PEDANG SAKTI TUNGGUL WULUNG Rontal ini sumbangan dari Ki Truno Prenjak. Judul: Pedang Sakti Tunggul Wulung Karya : Herman Pratikto Penerbit: Badan Penerbit CV Muria, Jodjakarta terbitan pertama tahun 1968 PSTW-Jilid 1 , PSTW-Jilid 2, PSTW-Jilid 3, PSTW-Jilid 4, PSTW-Jilid 5 STSD-23 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2 STSD Jilid 23. Bagian 1. KI GEDE yang melihat putrinya dalam kesulitan segera melangkah mendekat. Namun prajurit berwajah kasar itu telah membentak, “Diam di tempatmu atau aku pluntir kepalamu sampai patah!”. Bergetar dada Ki Gede mendapat perlakuan seperti itu. Namun ketika dia sempat berpaling ke arah Ki Rangga, tampak Ki Ranggamemberi
SAWER WULUNG _1
Alhamdulillah akhirnya bisa Download Juga..saya sudah coba convert ke dalam PDF dengan program DJVU to PDF EBOOK sayang ukurannya menjadi lebih besar,sekitar 23MB..Matur Nuwun Sampun Di Upload,ini adalah salah satu serial Cersil yang paling saya tunggu TADBM-415 | GAGAKSETA-2 | LAMAN 2 > TERUSAN ADBM (Lanjutan ADBM versi mbah_man) karya mbah_man Padepokan "Sekar Keluwih" Sidoarjo ADBM Seri V Jilid 15 (Jilid 415) Bagian 1 TANPA sadar Ki Demang menatap tajam ke arahnya sehingga dengan cepat orang itu menundukkan wajahnya. “Baiklah,” akhirnya Ki Demang tidak dapat mengelak lagi walaupun dengan NAGA SILUMAN SAWER WULUNG On 24/11/2011 at 18:04 gagakseta said: Ki James Anatramdipura (hiks asma dapukane Nyi Dewi), Kalau nggak salah Naga Siluman Sawer Wulung – bag II “Pusaka Nagasiluman” sepertinya stok ada.. Tapi yaitu Ki.rontalnya hancur-hancuran banyak dimakan apa itu NGET ya alias rayap pada bolong-bolong, maka scanning njlimet hati-hati takut TADBM-410 | GAGAKSETA-2 On 27/07/2015 at 12:01 P. Satpam said: Gandok TADBM-410 segera ditutup, gandok TADBM-411 sudah bisa digunakan untuk gojegan setelah beberapa kali buka tutup.GAGAKSETA-2
MELESTARIKAN CERITA SILAT INDONESIATADBM-415
TERUSAN ADBM
(_LANJUTAN ADBM VERSI MBAH_MAN_)_KARYA MBAH_MAN_
Padepokan “Sekar Keluwih” Sidoarjo ADBM SERI V JILID 15 (JILID 415)BAGIAN 1
TANPA sadar Ki Demang menatap tajam ke arahnya sehingga dengan cepat orang itu menundukkan wajahnya. “Baiklah,” akhirnya Ki Demang tidak dapat mengelak lagi walaupun dengan berat hati, “Panggil Nyi Sekarwangi. Namun tolong sampaikan padanya bahwa tamu kita kali ini adalah Pangeran Pringgalaya, adik Panembahan Hanyakrawati penguasa Mataram.” “Baik Ki Demang,” jawab perangkat Kademangan yang berumur masih muda itu. Tanpa menunggu perintah untuk kedua kalinya, dengan cepat dia segera meninggalkan tempat itu. “Marilah kita membagi tugas” berkata Ki Demang kemudian, “Aku dan dua orang perangkat kademangan saja yang akan menghadap Pangeran Pringgalaya. Sedangkan selebihnya segera menghubungi para Niyaga agar pada saat jamuan makan malam nanti sudah ada gending-gending yang mengiringinya. Setelah itu aku harap semua perangkat Kademangan menemani aku di pendapa.” “Baik Ki Demang,” hampir serempak mereka menjawab. Demikianlah, pertemuan Ki Demang dengan para perangkatnya itu segera bubar. Ki Demang dengan ditemani dua orang segera menghadap Pangeran Pringgalaya di Banjar padukuhan induk kademangan. “Kami mohon maaf telah menyusahkan Ki Demang dan para penghuni Kademangan Ngadireja ini,” berkata Pangeran Pringgalaya sesampainya Ki Demang dan dua orang perangkatnya di pendapa banjar padukuhan indukkademangan.
“Ampun Pangeran,” jawab Ki Demang sambil menghaturkan sembah, “Justru Hamba beserta seluruh penghuni kademangan Ngadireja ini lah yang bersyukur dengan kehadiran pasukan ini,” sejenak Ki Demang berhenti. Lanjutnya kemudian, “Dengan kehadiran pasukan Mataram ini, telah menumbuhkan kebanggaan serta tekad yang kuat dari seluruh penghuni Kademangan ini untuk mendukung tetap tegaknya panji-panji Mataram di seluruh tanah ini.” Pangeran Pringgalaya tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Katanya kemudian, “Semoga kehadiran kami ini juga akan menumbuhkan semangat bagi para pemuda Kademangan Ngadireja untuk mengabdikan diri mereka kepada Mataram melalui jalur keprajuritan.” “Hamba, Pangeran,” sahut Ki Demang dengan cepat sambil membungkukkan badannya dalam-dalam. Sejenak kemudian, sebelum jamuan makan malam benar-benar diselenggarakan, beberapa Niyaga telah hadir. Setelah menghaturkan sembah terlebih dahulu kepada Pangeran Mataram itu, mereka segera menempati tempat masing-masing. Untuk beberapa saat para Niyaga itu masih mengatur tata letak gamelan itu agar dapat menghasilkan suara yang indah. Ketika Nyi Sekarwangi kemudian telah hadir di tempat itu pula, suara gamelan yang ngelangut ditingkah suara Sinden yang mendayu-dayu segera saja memenuhi tempat itu. Pangeran Pringgalaya duduk di tengah tengah pendapa di apit oleh para senapatinya menghadap ke arah gamelan. Agak jauh di sebelah kiri duduk Ki Demang beserta seluruh perangkat Kademangan. Sementara beberapa perwira pemimpin setiap pasukan yang diundang pada jamuan makan malam itu duduk berjajar-jajar memenuhi bagian belakang pendapa banjar padukuhan induk kademangan yang cukup luas. Sedangkan para prajurit yang telah mendapatkan jatah ransum makan malam lebih memilih untuk beristirahat di rumah-rumah di sekitar banjar yang dikosongkan. Sebagian lain telah ditampung di banjar-banjar padukuhan kecil di sekitar padukuhan induk. Hanya sebagian kecil saja yang ingin menonton dan berbaur dengan penghuni Kademangan Ngadireja yang tumpah ruah memenuhi halaman banjar, bahkan sampai ke jalan-jalan. Ketika persiapan dirasa sudah cukup, Nyi Demang yang mengatur jalannya jamuan makan malam itu segera memerintahkan para pemuda dan gadis-gadis untuk menghidangkan makanan dan minuman yang terbaik yang ada di kademangan itu. Gadis-gadis dan para pemuda itu telah mendapat pengarahan khusus langsung dari seorang Lurah prajurit yang masih cukup muda tentang tata cara dan suba sita dalam menghidangkan jamuan makan, khususnya kepada Pangeran Pringgalaya yang merupakan adik Panembahan Hanyakrawati, penguasa Mataram. “Begitu kalian menaiki tlundak pendapa yang terakhir, kalian sudah harus dalam keadaan berjongkok. Para pemuda yang membawa nampan tidak usah menyembah, cukup dengan menundukkan kepala dalam-dalam. Sementara para gadis harus melakukan sembah terlebih dahulu sebelum berjalan jongkok mendekat ke arah Pangeran Pringgalaya.” “Apakah kami harus menyembah lagi sebelum menghidangkan jamuan ke hadapan Pangeran?” bertanya seorang gadis yang berwajah manis dengan tahi lalat di ujung bibir sebelah kiri. Lurah prajurit itu sejenak terdiam. Dipandanginya wajah gadis manis dengan tahi lalat di ujung bibir sebelah kiri itu dengan pandangan sedikit liar. Namun begitu disadarinya gadis itu menjadi tertuduk malu, segera saja dilemparkan pandangan matanya ke arah lain sambil berkata, “O, tentu, tentu. Kalian para gadis harus menyembah terlebih dahulu sebelum menghidangkan makanan. Demikan juga ketika kalian telah selesai, kalian harus menyembah lagi sebelum meninggalkantempat.”
“Termasuk kami?” tiba-tiba seorang pemuda memotong. Lurah prajurit itu berpaling. Ketika dilihatnya pemuda yang bertanya itu tiba-tiba saja wajahnya menjadi sedikit pucat, cepat-cepat Lurah prajurit itu pun menjawab sambil tersenyum, “Ya, termasuk kalian para pemuda yang membawa nampan. Setelah nampan kalian kosong, kalian harus melakukan sembah sebelum meninggalkan tempat.” Anak-anak muda yang berada di sekeliling Lurah pajurit itu pun serentak mengangguk anggukan kepala mereka. Dalam pada itu, rombongan berkuda yang membawa Pangeran Jayaraga telah memasuki bulak panjang yang langsung terhubung dengan Kademangan Sangkal Putung. Mereka sengaja tidak memacu kuda-kuda itu dengan cepat agar tidak menimbulkan kesalah-pahaman dengan para penghuni padukuhan yang akan mereka lewati. Namun demikian, tetap saja suara gemuruh derap langkah kuda-kuda di atas tanah berbatu-batu itu telah menggema dan memantul di lereng-lereng bukit sehingga membangunkan para peronda yang baru saja mulai meringkuk berselimutkan kain panjang di gardu-gardu padukuhan. Sedangkan para peronda yang belum tidur dan sedang mencoba mencegah kantuk mereka dengan bermain mul-mulan, sejenak telah menghentikanpermainan mereka.
“Suara apakah itu, Kakang?” bertanya seorang peronda yang berkulitsedikit gelap.
Kawannya yang ditanya untuk beberapa saat tidak menjawab. Hanya kerut-merut di dahinya saja yang tampak semakin dalam. Suara itu memang masih sangat jauh, namun suasana malam yang sepi serta gema dari suara gemeretak kaki-kaki kuda di atas tanah berbatu-batu yang terpantul dari lereng-lereng bukit telah menciptakan bunyi yang anehdan tidak wajar.
“Sepertinya bunyi rombongan orang berkuda,” berkata orang yang dipanggil kakang itu setelah mencoba mempertajam pendengarannya. “Rombongan orang berkuda?” peronda yang berkulit agak gelap itu mengulang dengan wajah yang berubah tegang. Tanpa disadarinya dia berpaling ke arah gardu. Tampak kedua temannya yang baru saja meringkuk berselimutkan kain panjang itu telah menggeliat bangun. “He?” salah satu peronda yang baru bangun itu tersentak bangkit, “Rombongan orang berkuda? Malam-malam begini?” “Kalau pendengaranku tidak salah,” sahut peronda yang dipanggilkakang itu.
Segera saja rasa kantuk yang masih bergelayut di pelupuk mata mereka lenyap seketika. Dengan cepat kedua peronda yang berada di dalam gardu itu pun meloncat turun. “Coba kalian dengarkan dengan seksama,” berkata peronda yang tertua, “Kedengarannya seperti rombongan orang-orang berkuda dalam jumlah yang cukup banyak.” “Ya, kakang,” jawab salah satu dari mereka, “Namun sepertinya mereka berkuda dengan kecepatan yang wajar, bahkan cenderung pelan. Semoga saja itu sebagai pertanda bahwa mereka adalah golongan orang-orang yang tidak senang membuat keonaran.” Kawan-kawannya yang lain tampak mengangguk-anggukkan kepala. Mereka sependapat dengan kata-kata kawannya itu. Jika mereka adalah segerombolan penyamun atau perampok yang akan membuat kerusuhan, tentu mereka telah memacu kuda-kuda itu dengan kasar dan liar sambil berteriak-teriak untuk menakut-nakuti penghuni padukuhan yang akanmereka rampok.
Namun bagaimana pun juga, para peronda yang mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keamanan di padukuhan itu, tetap saja tidak berani meninggalkan kewaspadaan. “Pergilah ke gardu padukuhan induk,” perintah peronda yang di panggil kakang itu kemudian kepada peronda yang berkulit agak gelap, “Mereka tentu juga telah mendengar suara itu. Beri tahu bahwa kita di sini akan mencoba menahan mereka dan menanyakan apa keperluan mereka? Jika memungkinkan perkuat penjagaan gerbang padukuhan induk, tetapi jangan memukul tanda bahaya. Kita belum tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sebaiknya kita jangan membuat para penghuni Kademangan Sangkal Putung menjadi gelisah.” “Baik, Kakang,” jawab peronda berkulit gelap itu sambil menyangkutkan pedangnya di lambung. Setelah membenahi pakaiannya terlebih dahulu, dengan tergesa-gesa dia segera melangkah menyusuri lorong-lorong padukuhan menuju ke padukuhan induk. Namun, sebenarnyalah beberapa penghuni padukuhan kecil itu telah terbangun oleh suara gemeretak kaki-kaki kuda yang semakin lama semakin keras dan menghentak-hentak jantung. Beberapa kanak-kanak mulai ketakutan dan bersembunyi dalam dekapan biyung-biyung mereka. Sementara bayi-bayi yang baru berumur beberapa bulan justru tetap tidur lelap dalam buaian dinginnya malam. Naluri mereka yang masih sangat peka justru telah mengisyaratkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang perlu dikawatirkan sehubungan dengan suara derap kaki-kaki kudaitu.
“Kakang akan kemana?” seorang ibu muda terkejut mendapati suaminya telah berdiri di dekat amben bambu tempat dia dan bayinya yang baru berumur sebulan tidur. “Aku akan ke gardu sebentar,” jawab suaminya sambil menyelipkan sebilah golok di ikat pinggangnya, “Engkau mendengar suara gemuruh kaki-kaki kuda itu?” “Ya, Kakang,” jawab istrinya dengan wajah sedikit pucat dan bibir gemetar, “Jangan pergi, Kakang. Bukankah sekarang ini bukan giliran kakang untuk meronda?” Sejenak laki-laki muda itu menatap bayinya yang sedang tidur dengan lelapnya di atas amben bambu berselimut kain panjang yang usang. Sambil menarik nafas dalam-dalam, akhirnya laki-laki muda itu pun berkata lirih, “Malam ini memang bukan giliranku jaga. Namun tidak ada salahnya jika aku menengok sebentar gardu penjagaan di regol padukuhan. Mungkin tenagaku diperlukan di sana.” “Tapi Kakang,” istrinya mulai merengek sambil bangkit dan memeluk erat suaminya, “Aku takut.” Laki-laki muda itu untuk beberapa saat hanya berdiri termangu-mangu. tidak tahu harus berbuat apa. Hatinya menjadi sedikit bimbang. Sebagai salah seorang pengawal padukuhan, hatinya merasa terpanggil untuk ikut menjaga keamanan padukuhannya, walaupun sekarang ini dia sedang lepastugas.
“Duduklah,” berkata laki-laki muda itu kemudian sambil mendorong perlahan pundak istrinya agar duduk, “Aku tidak akan pergi untuk berperang. Aku hanya menengok sebentar keadaan di luar sana. Siapa tahu orang-orang berkuda itu adalah kawan-kawan kita para pengawal Sangkal Putung yang baru kembali dari Panaraga.” Mendengar kata-kata suaminya, perempuan muda itu pun sejenak tertegun. Dilepaskan pelukannya pada suaminya. Sambil membetulkan letak duduknya, dia pun kemudian berkata, “Mungkin kakang, mungkin mereka adalah para pengawal yang pulang dari Panaraga. Kedengarannya mereka tidak berpacu dengan tergesa-gesa. Bahkan terdengar mereka seperti sedang bertamasya” Suaminya tersenyum sambil menarik nafas dalam-dalam. Entah mengapa tiba-tiba saja dalam benaknya tadi telah terlintas kawan-kawannya yang sedang melawat ke Panaraga bergabung dengan pasukan Mataram. “Sudahlah,” katanya kemudian kepada istrinya, “Tidurlah kembali. Aku akan ke gardu sebentar. Selaraklah pintu dari dalam. Mungkin aku nanti pulang menjelang ayam berkokok terakhir kalinya.” Istrinya tidak menjawab hanya menganggukkan kepalanya. Diikuti langkah suaminya menuju ke pintu depan. Setelah bayangan suaminya hilang di balik pintu regol halaman, barulah dia menyelarak pintu rumahnya dan kembali berbaring di sisi anaknya yang tetap tidur dengan pulasnya. Dalam pada itu, Ki Tumenggung Purbarana yang memimpin rombongan berkuda itu telah melihat sesuatu yang mencurigakan beberapa ratustombak di depan.
“Mungkin hanya seorang petani yang sedang menengok sawahnya,” berkata Ki Tumenggung dalam hati. Beberapa orang dalam rombongan itu pun telah melihat seseorang yang tampak sedang menyusuri tanggul di sebelah kiri bulak. Dalam keremangan malam, tampak sebuah caping bambu yang butut bertengger di atas kepalanya dan sebuah cangkul di pundaknya. “Hanya seorang petani,” demikian hampir setiap orang yang berada dalam rombongan itu mengambil kesimpulan. Ketika rombongan berkuda itu kemudian lewat beberapa tombak di hadapannya, petani yang berjongkok menunggui air itu tampak hanya mengangkat wajahnya tanpa berdiri. Pemandangan itu memang cukup aneh dan tidak wajar. Memang bulak panjang itu sering dilewati oleh para pengawal Kademangan Sangkal Putung yang sedang nganglang dengan berkuda. Namun jumlah mereka tidak lebih dari lima atau enam orang. Sementara rombongan berkuda itu berjumlah lebih dari tiga puluh orang. Ketika lampu dlupak yang disangkutkan di regol padukuhan pertama yang berbatasan dengan bulak panjang itu sudah terlihat berkedip-kedip dalam tiupan angin malam yang lembut, Ki Tumenggung Purbarana yang memimpin rombongan itu pun telah menarik nafas dalam-dalam. “Satu kemungkinan buruk telah terlewati,” desis Ki Tumenggung dalam hati, “Kemungkinannya sangat kecil jika mereka akan menyergap rombongan ini di dalam Kademangan yang kuat, sekuat Kademangan SangkalPutung ini.”
Namun baru saja Ki Tumenggung menarik nafas lega, tiba-tiba saja seluruh rombongan itu telah dikejutkan oleh cahaya api yang meluncur dua kali berturut-turut di atas langit yang jernih. Panah-panah berapi itu telah melaju dengan cepat di atas langit mendahului derap langkah kaki-kaki kuda mereka. “Gila!” kata itu telah terlontar begitu saja dari setiap mulut. “Bagaimana Ki Tumenggung?” bertanya salah satu Lurah Prajurit yang mengapit Pangeran Jayaraga sambil berpaling dan sedikit mengekang lajukudanya.
Ki Tumanggung yang sedang berpaling ke belakang itu menggelengkan kepalanya sambil kembali memandang ke depan. Jawabnya kemudian, “Tidak ada gunanya kita mengejar orang itu. Dia sudah berhasil memberikan isyarat. Lebih baik kita teruskan perjalanan ini sampai ke Kademangan Sangkal Putung.” Lurah prajurit itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Sambil menghentak perut kudanya agar berlari sedikit lebih cepat, dia kembali bertanya, “Apakah kita akan beristirahat di Kademangan Sangkal Putung?” Sejenak Ki Tumenggung berpaling sekilas ke arah Pangeran Jayaraga. Namun agaknya Pangeran itu tidak memberikan tanggapan apapun. Maka kata Ki Tumenggung kemudian, “Kita hanya lewat saja. Kemungkinannya di Kademangan Jati Anom kita beristirahat sejenak.” Kemudian kepada pengawal Kademangan Sangkal Putung yang ikut dalam rombongan itu, Ki Tumenggung berkata, “Berkudalah di paling depan. Apakah setiap pengawal di Kademanganmu dapat mengenalimu denganbaik?”
Pengawal Sangkal Putung itu sejenak mengerutkan keningnya. Jawabnya, “Tentu saja tidak Ki Tumenggung. Namun aku dapat membuktikan kalau aku adalah salah satu dari pengawal Sangkal Putung yang dikirim kePanaraga.”
“Bagaimana caranya?” begitu saja pertanyaan itu terlontar dari salah satu prajurit yang berada di sebelahnya. Pengawal itu tersenyum. Jawabnya kemudian, “Selain baju yang aku pakai ini adalah ciri khas baju pengawal Sangkal Putung, mereka dapat membawaku ke padukuhan induk. Semua pengawal di padukuhan induk pasti mengenalku dengan baik karena aku memang berasal dari padukuhaninduk.”
Hampir setiap kepala terangguk-angguk mendengar penjelasan pengawal itu. Sementara langkah-langkah kuda mereka telah semakin mendekatiregol padukuhan.
Dalam pada itu di sebuah hutan kecil namun cukup pepat di daerah Macanan di dekat Kademangan Jati Anom, tampak rombongan orang-orang yang berjumlah cukup banyak sedang beristirahat. Mereka menebar di sela-sela pepohonan dan gerumbul-gerumbul liar. “Guru,” berkata seseorang yang berperawakan tinggi besar dan berwajah penuh wibawa, “Telik sandi kita telah mengirimkan isyarat bahwa sepasukan berkuda telah keluar dari Kademangan Ngadireja dan sekarang mereka sedang menuju ke Kademangan Sangkal Putung.” Orang yang dipanggil guru itu sejenak merenung. Tampak kerut merut di wajahnya yang sudah penuh dengan keriput. Setelah menarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu, barulah orang yang sudah sepuh itu menjawab, “Teja Wulung, perang Panaraga telah berakhir. Apakah engkau masih ingin meneruskan mimpimu?” “Ini bukan sekedar sebuah mimpi, Guru,” sahut orang tinggi besar yang ternyata bernama Teja Wulung itu cepat, “Tapi sebuah cita-cita untuk menuntut keadilan serta sebuah perjuangan panjang untuk membawa angin perubahan bagi kawula Mataram.” Kembali orang tua itu menarik nafas panjang. Katanya kemudian, “Tetapi Pangeran Jayaraga telah menyerah. Apa katamu?”Teja Wulung menggeretakkan giginya. Jawabnya kemudian dengan suara sedikit keras, “Jayaraga memang terlalu lemah hati. Dia begitu cepat menyerah bahkan sebelum ada setetes darahnya yang tertumpah ke bumi.” Orang tua itu mengerutkan keningnya mendengar kata-kata Teja Wulung. Sambil tersenyum masam dia bertanya, “Bagaimana dengan engkau sendiri, Teja Wulung? Apakah engkau berjuang sampai titik darah penghabisan pada saat Mataram menyerang Panaraga? Bukankah engkau telah diangkat menjadi Senapati Agung Kadipaten Panaraga oleh Adipati Panaraga, pangeran Jayaraga? Dimana dirimu pada saat Pangeran Jayaraga membutuhkan tenagamu? Pada saat Pangeran Pringgalaya dan pasukannya telah mengepung istana Kadipaten Panaraga?” Teja Wulung sama sekali tidak menjawab. Hanya wajahnya yang tampak merah padam. Dia benar-benar merasa malu dan memendam dendam setinggi gunung sedalam lautan kepada Pangeran Pringgalaya yang telah berhasil menghancurkan pasukannya di selatan kota Panaraga. “Persetan Pringgalaya!” geram Teja Wulung dalam hati. Namun dia tidak dapat mengingkari bahwa kemampuan salah satu putra Panembahan Senapati yang terlahir dari putri Madiun itu memang selapis di ataskemampuannya.
“Engkau tidak akan mampu mengalahkan Pangeran Pringgalaya,” tiba-tiba orang tua itu berkata seolah olah mengerti apa yang sedang berada di dalam benak Teja Wulung, “Pangeran yang semasa kecilnya bernama Raden Mas Julik itu adalah putra dari Retna Dumilah, putri Panembahan Madiun. Panembahan Senapati begitu menyayangi Retna Dumilah dan putranya. Sehingga sebelum Panembahan Senapati meninggal, seluruh ilmunya telah diwariskan kepada Raden Mas Julik.” Kembali Teja Wulung menggeram. Dia benar-benar merasa menyesal telah melarikan diri dari medan pertempuran. Namun semua itu terpaksa dilakukannya karena dia masih ingin tetap hidup dan dapat mewujudkan cita-citanya, menduduki singgasana Mataram. “Apakah Guru benar-benar tidak ingin membantuku?” tiba-tiba terdengar pertanyaan dari Teja Wulung. Untuk beberapa saat orang tua itu kembali termenung. Sejenak ingatannya kembali ke beberapa bulan yang lalu ketika dia bertemu dengan Senapati Agul-Agulnya Mataram, Ki Rangga Agung Sedayu, di lereng Gunung Bayangkaki sebelah barat. “Sebelum pecah perang antara Mataram dan Panaraga, aku sudah berjanji kepada Ki Rangga Agung Sedayu untuk tidak terlibat dalam pertikaian itu,” berkata orang tua itu kemudian, “Demikian juga Ki Rangga juga telah berjanji tidak akan melibatkan diri. Dan janji kami berdua itu telah kami pegang sepenuh hati sampai sekarang ini.” “Tapi sekarang perang Panaraga telah berakhir, Guru,” potong Teja Wulung dengan serta merta, “Tidak ada kewajiban lagi bagi Guru untuk memegang janji itu.” “Engkau memang benar bahwa perang Panaraga telah selesai. Tetapi apa yang akan engkau lakukan ini masih ada hubungannya,” orang tua itu berhenti sebentar. Lanjutnya kemudian, “Tidak Teja Wulung. Aku tetap pada pendirianku. Aku hadir di sini atas permintaan ibundamu untuk mengajakmu kembali ke Kademangan Cepaga.” Begitu nama ibundanya disebut, terasa sesuatu telah menghujam jantungnya. Namun dengan cepat perasaan itu segera dibuangnyajauh-jauh.
“Guru, aku tidak akan pulang ke Kademangan Cepaga kecuali hanya untuk memboyong ibunda ke istana Mataram, selain itu tidak. Bagiku hanya ada dua pilihan, mukti atau mati.” “Bagaimana kalau engkau tidak mukti tetapi juga tidak mati? Seperti keadaanmu sekarang ini misalnya?” “Aku akan terus berjuang sampai cita-citaku berhasil, atau sekalian aku tidak akan pernah melihat lagi terbitnya matahari di ufuktimur.”
Orang tua itu hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya menghadapi kekerasan hati Teja Wulung. “Nah, jika Guru tidak ingin terlibat, silahkan duduk saja dan menonton apa yang akan terjadi nanti,” berkata Teja Wulung kemudian, “Kami akan mencegat rombongan yang membawa Pangeran Jayaraga itu di Lemah Cengkar, di padang rumput yang luas dan terdapat pohon beringin raksasa yang dipercaya banyak orang ada siluman harimau putihnya.” Orang tua itu tidak menjawab. Hanya sepasang matanya yang hitam kelam itu tampak sedikit berkaca-kaca. Bagaimana pun juga Teja Wulung itu sudah dianggap seperti cucunya sendiri. Rara Ambarasari atau ketika masih gadis lebih dikenal dengan nama Endang Mintarsih, satu-satunya endang yang ada di Padepokan Selagilang, telah diakui sebagai anaknya sendiri, jauh sebelum padepokan mereka kedatangan seorang pemuda yang mengaku bernama Jaka Suta dan Pamannya. Sejenak kemudian Teja Wulung segera memanggil para pemimpin kelompokuntuk mendekat.
“Apakah kalian menempatkan telik sandi di tikungan yang menuju ke arah Kaliasat?” bertanya Teja Wulung kemudian. “Hamba, Pangeran,” jawab orang yang rambutnya sudah ubanan, “Kami menempatkan telik sandi di tikungan arah Kaliasat, agar kita dapat mengetahui arah yang mereka tuju setelah lepas dari KademanganSangkal Putung.”
“Kemungkinan mereka melalui Kaliasat memang kecil,” berkata pemimpin kelompok yang lain menimpali, “Mereka tentu memilih jalur yang lurus melalui Lemah Cengkar yang langsung menuju Jati Anom, dari pada belok kiri lewat Kaliasat. Jika mereka memilih Kaliasat, mereka harus melalui bulak dowo sebelum mencapai Dukuh Pakuwon. Kemudian mereka masih harus menyusur lewat pinggir Hutan Macanan ini. Aku yakin mereka tentu mempunyai perhitungan bahwa kita akan mencegat mereka di hutan ini sehingga jalur ini harus dihindari.” “Kalian benar,” Teja Wulung atau yang lebih dikenal di kalangan pengikutnya itu sebagai Pangeran Ranapati memotong, “Aku yakin mereka memilih jalur Lemah Cengkar. Kita akan bersembunyi di antara lebatnya ilalang yang tumbuh setinggi pinggang orang dewasa itu. Mereka pasti tidak menyangka bahwa kita akan mencegat justru di tempat terbuka, padang rumput Lemah Cengkar.” “Hamba Pangeran,” hampir serempak para pemimpin kelompok itumenjawab.
“Nah sekarang atur lah orang-orangmu. Bawa mereka ke padang rumput Lemah Cengkar. Kita masih punya cukup waktu untuk mencapai Lemah Cengkar sebelum tengah malam. Usahakan kalian bersembunyi agak jauh dari pohon beringin raksasa itu?” Para pemimpin kelompok itu saling pandang. Mereka tidak mengerti maksud Pangeran Ranapati. Namun agaknya Pangeran Ranapati mengerti jalan pikiran mereka. Maka katanya kemudian, “Bukan berarti aku percaya adanya macan putih siluman penghuni pohon beringin raksasa itu. Namun menurut perhitunganku, pasukan berkuda itu tidak akan lewat tepat di bawah pohon, mereka akan memilih tempat yang lebih lapang untuk pasukan mereka.” Para pemimpin kelompok itu sekarang mengangguk-anggukkan kepala, pertanda bahwa mereka telah mengerti perhitungan pangeran Ranapati. Sekembalinya para pemimpin kelompok itu ke tempat anak buah mereka, pangeran Ranapati pun segera berkemas. Ketika dia kemudian berpaling ke arah Gurunya yang duduk di bawah pohon, tampak orang tua itu telah berdiri dan berjalan ke arahnya. “Teja Wulung,” berkata orang tua itu kemudian sesampainya dia di hadapan muridnya, “Apakah ada gunanya engkau mencoba merebut Pangeran Jayaraga dari tangan pasukan Mataram yang mengawalnya? Jayaraga sudah menyerah dan Kadipaten Panaraga telah jatuh. Untuk apa engkau melakukan semua ini?” “Guru,” jawab Pangeran Ranapati sambil menegakkan tubuhnya, “Aku memerlukan Adimas Jayaraga untuk memperkuat kedudukanku. Orang-orang masih meragukan kedudukanku sebagai seorang Pangeran. Aku memerlukan Adimas Jayaraga untuk merebut simpati para kawula Mataram. Adimas Jayaraga akan aku bujuk untuk kembali memberontak kepada Mataram. Dengan landasan beberapa kadipaten di Bang Wetan yang belum tunduk kepada Mataram, kami akan menghancurkan Mataram.” Orang tua itu mengerutkan keningnya sejenak. Tanyanya kemudian dengan sedikit ragu-ragu, “Kadipaten Surabaya maksudmu?” Pangeran Ranapati mengangguk. Jawabnya kemudian, “Selain Surabaya, aku juga telah membuat hubungan dengan Pasuruan dan Gresik.” Tiba-tiba wajah orang itu menegang sejenak. Namun dengan cepat kesan itu segera terhapus dari wajahnya. Tanyanya kemudian sambil lalu, seolah olah bukan sebuah pertanyaan yang penting, “Apakah engkau juga telah membuat hubungan dengan orang-orang asing yang berada diGresik?”
Sejenak Pangeran Ranapati terdiam. Namun jawabnya kemudian, “Aku belum mempunyai kepentingan dengan mereka, Guru. Keberadaan orang-orang asing itu di tanah kita ini hanya sekedar berdagang, sehingga aku tidak dapat berharap lebih dari mereka.” Orang tua itu pun kemudian tidak berkata-kata lagi. Diikutinya saja langkah muridnya berjalan bersama para pengikutnya keluar dari hutan Macanan menuju ke Lemah Cengkar. Dalam pada itu, di kediaman Ki Gede Menoreh, di bilik belakang dekat dapur, tampak Anjani sedang duduk di sebuah dingklik kayu dekat sebuah amben besar. Beberapa perempuan tampak mengerumuninya, Sekar Mirah, Pandan Wangi dan Rara Wulan serta tak ketinggalan Damarpati. “Mengapa engkau pergi begitu saja Anjani?” bertanya Sekar Mirah yang duduk di bibir pembaringan sambil menggenggam kedua tangan Anjani, “Kami semua di sini sangat mengkawatirkan kesehatanmu. Bukan kah engkau masih belum sembuh benar dari luka dalammu?” Sejenak Anjani menarik nafas dalam-dalam. Berbagai penyesalan menyelusup ke dalam dadanya. Betapa perhatian yang sangat ditunjukkan oleh Sekar Mirah, istri dari laki-laki yang selama ini secara diam-diam selalu dirindukan dan didambakannya. “Maafkan aku mbokayu,” hanya kata-kata itu yang terdengar lirih dan tersendat dari bibir mungil Anjani. Ditundukkan kepalanya dalam-dalam tanpa berani menentang pandang mata Sekar Mirah. Namun justru karena itulah tanpa disadarinya, setetes demi setetes air mata telah jatuh di pangkuannya. “Sudahlah Anjani,” berkata Sekar Mirah kemudian sambil menggenggam kedua tangan Anjani lebih erat lagi, “Kami semua bisa memaklumi suasana hatimu saat itu. Mungkin engkau merasa malu menjadi beban keluarga Menoreh,” Sekar Mirah berhenti sejenak. Sambil tersenyum dan mengusap air mata di pipi Anjani dengan tangan kanannya, dia melanjutkan, “Kami sama sekali tidak keberatan engkau tinggal di sini. Engkau telah kami anggap sebagai keluarga sendiri.” “Keluarga sendiri?” desah Anjani dalam hati sambil mencoba dengan perlahan melepaskan tangannya dari genggaman Sekar Mirah, “Haruskah aku menerima kenyataan ini tanpa berusaha mendapatkan yang lebih baik?” kembali hati kecilnya menjerit. Dengan susah payah dicobanya untuk mengusap air mata yang semakin deras mengalir di kedua pipinya yang ranum kemerah-merahan. Berbagai tanggapan bergejolak di dalam hatinya. Haruskah perjuangannya selama ini dalam meraih kebahagiaan dan masa depan yang lebih cerah harus berakhir dalam kehampaan? Jika dia hanya hidup di lingkungan keluarga Ki Rangga tanpa kejelasan akan nasibnya, apakah hatinya yang sangat rapuh itu akan dapat bertahan? Alangkah dahsyatnya segala benturan dan hentakan yang akan mendera hatinya nanti. Dia akan melihat orang yang sangat dicintainya itu selalu berada di dekatnya, namun sesungguhnya sangat jauh dalam jangkauan dan rengkuhan cintanya. “Sudahlah,” berkata Pandan Wangi yang juga duduk di bibir pembaringan di sebelah kiri Sekar Mirah membuyarkan lamunan Anjani, “Malam sudah mendekati sepi uwong. Sebaiknya kita segeraberistirahat.”
Sekar Mirah menarik nafas dalam-dalam sambil berpaling ke arah Pandan Wangi. Katanya kemudian, “Mbokayu benar. Sebaiknya kita segera beristirahat. Besuk masih banyak yang harus kita kerjakan.” Tanpa sadar Anjani mengangkat wajahnya. Namun begitu pandangan matanya tertumbuk pada seraut wajah yang cantik tapi tampak selalu murung, dengan segera ditundukkan kembali wajahnya. “Anjani,” tiba-tiba terdengar suara Pandan Wangi yang bagaikan guruh meledak di dekat teinganya, “Engkau dapat beristirahat di bilikku. Biarlah Damarpati mengawanimu jika engkau tidak berkeberatan sekedar sebagai teman berbincang.” “Mbokayu sendiri akan tidur di mana?” kata-kata itu tiba-tiba saja terlontar begitu saja dari bibir Sekar Mirah. “Aku akan tidur di bilik ini menemanimu, Sekar Mirah. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan,” jawab Pandan Wangi sambil menatap tajam ke arah Anjani. Namun Anjani ternyata sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya. Sejenak suasana menjadi sepi. Masing-masing sedang terhanyut dalam buaian lamunan yang mengasyikkan. Sementara Anjani justru menjadi sangat gelisah mendengar ucapan Pandan Wangi. “Apakah Nyi Pandan Wangi akan mengungkapkan hubunganku dengan kakang Agung Sedayu,” desah Anjani dalam hati, “Sebaiknya, aku sendiri saja yang berterus terang kepada mbokayu Sekar Mirah agar jangan terjadi salah paham. Jika Nyi Pandan Wangi yang bercerita, mungkin mbokayu Sekar Mirah akan mempunyai tanggapan yang berbeda. Mungkin mbokayu akan menyangka ternyata selama ini Kakang Agung Sedayu tidak jujur terhadap dirinya. Bahkan mungkin mbokayu Sekar Mirah menyangka kakang Agung Sedayu telah menanggapi sikapku dan benar-benar menyangka telah terjalin hubungan diantara kami berdua.” Berpikir sampai disitu, dengan memberanikan diri akhirnya Anjani membuka suara, “Maafkan aku Nyi Pandan Wangi,” Anjani berhenti sebentar untuk membasahi kerongkongannya yang tiba-tiba saja menjadi sangat kering, “Bukan maksudku menolak kemurahan hati Nyi Pandan Wangi, namun sesungguhnya aku ingin menemani mbokayu Sekar Mirah di bilik ini. Banyak yang ingin aku ceritakan tentang kisah hidupku kepada mbokayu Sekar Mirah. Namun semua itu terserah mbokayu Sekar Mirah, apakah mbokayu bersedia menerima aku sekedar sebagai kawan berbincang yang mungkin akan sangat membosankan.” “Tidak, Anjani. Aku tidak berkeberatan,” justru Sekar Mirahlah yang dengan serta merta menjawab, “Kawani aku. Engkau dapat bercerita tentang kisah hidupmu yang tentu akan sangat menarik, dan aku siap untuk menjadi pendengar yang baik.” Orang-orang yang berada di dalam bilik itu tampak mengangguk-angguk. Hanya Pandan Wangi yang tampak mengerutkan keningnya dalam-dalam. Namun setelah menarik nafas dalam-dalam, akhirnya dia pun berkata, “Terserah engkau Anjani. Kalau memang engkau lebih senang tidur bersama Sekar Mirah di bilik ini, tentu saja aku tidak bisamemaksa.”
Terasa himpitan yang selama ini menekan dada Anjani perlahan mengendor. Dengan menyungging sebuah senyum kecil di sudut bibirnya, Anjani pun kemudian mengangkat wajahnya sambil berkata, “Sekali lagi aku mohon maaf, Nyi. Rasanya begitu deksura jika aku menggunakan bilik Nyi Pandan Wangi. Rasa-rasanya aku lebih nyaman berada di bilik ini sambil membantu mbokayu Sekar Mirah jika sewaktu-waktu bayinya terbangun dan rewel.” “Ah,” desah Sekar Mirah dengan serta merta, “Kalau bayiku rewel karena haus dan ingin minum? Apakah engkau juga mau membantuku,Anjani?”
“Ah,” hampir bersamaan perempuan-perempuan yang berada di dalam bilik itu tertawa. Sedangkan Anjani hanya dapat menundukkan kepalanya dengan wajah yang sedikit bersemu merah. “Baiklah, aku mohon diri,” berkata Pandan Wangi kemudian sambil bangkit berdiri. Serentak mereka yang berada di dalam bilik itu punikut berdiri.
“Selamat beristirahat, mbokayu,” berkata Sekar Mirah kemudian sambil mengikuti langkah Pandan Wangi menuju pintu bilik diikuti oleh Anjani. Sedangkan Rara Wulan dan Damarpati yang selama ini hanya berdiam diri, dengan tergesa-gesa segera ikut mengantar putri satu-satunya penguasa Tanah Perdikan Menoreh itu ke pintu bilik. Sepeninggal Pandan Wangi, Rara Wulan segera minta diri untuk kembali ke biliknya. Sedangkan Damarpati yang biasanya menemani Sekar Mirah, telah memilih untuk tidur di bilik kakeknya, Kiai Sabda Dadi. Dalam pada itu di gandhok kiri, di bilik yang paling ujung, Ki Jayaraga tampak sedang duduk di atas sebuah lincak bambu yang terletak di teritisan. Di sebelahnya duduk dengan kepala tunduk cantrik Gatra Bumi. Sedangkan Glagah Putih tampak berdiri bersandaran pada salah satu tiang yang banyak berjajar-jajar di sepanjang teritisan. “Kemana saja engkau selama ini Sukra,” Ki Jayaraga membuka percakapan dengan nada yang dalam, “Semua orang mencemaskanmu. Engkau pergi begitu saja tanpa pamit kepada penghuni rumah Ki Rangga. Apakah memang engkau sudah tidak kerasan lagi tinggal bersama kami?” “Tidak, Ki. Bukan maksudku untuk membuat keluarga Ki Agung Sedayu resah,” dengan suara pelan cantrik Gatara Bumi atau yang lebih dikenal dengan nama Sukra itu menjawab, “Aku memang bersalah telah pergi tanpa pamit.” Glagah Putih mengerutkan keningnya mendengar jawaban Sukra. Tanpa disadarinya degup jantungnya berpacu menjadi sedikit lebih cepat. Rasa-rasanya yang duduk di sebelah Ki Jayaraga itu bukan Sukra yang dulu lagi. Sukra yang berada di hadapannya kini tampak sangat dewasa dan matang. Kalau dugaannya benar bahwa Sukra telah menjadi salah satu cantrik dari Kanjeng Sunan, tentu telah banyak mendapat bimbingan baik dalam olah kanuragan maupun olah batin. “Mungkin dia sekarang ini sudah menguasai sebuah ilmu yang ngedab-edabi,” berkata Glagah Putih dalam hati, “Menilik sikapnya yang tenang dan sedikit acuh dengan keadaan sekelilingnya, tentu dia telah mempunyai bekal yang lebih dari cukup sehingga tidak ada yang dapat menggetarkan jantungnya.” Berpikir sampai disini, tiba-tiba muncul sebuah keinginan untuk menjajagi sampai di mana tingkat kemampuan anak yang dulunya hampir setiap malam turun ke sungai untuk memasang rumpon itu. “Sukra,” berkata Glagah Putih kemudian setelah sejenak mereka terdiam, “Apakah engkau masih mengingat latihan-latihan olah kanuragan yang sering kita lakukan bersama dahulu? Jika ada waktu dan engkau tidak berkeberatan, ada baiknya kita berlatih bersama kembali sekedar untuk melemaskan otot dan mengingat pelajaran yang pernah diberikan oleh Ki Jayaraga.” Namun jawaban Sukra sungguh diluar dugaan. Dengan menggeleng lemah sambil tersenyum, dia menjawab, “Maaf kakang Glagah Putih. Aku sudah melupakan segala macam ilmu olah kanuragan dan guna kasantikan yang dapat membuat orang menjadi pilih tanding dan sakti mandraguna. Kanjeng Sunan telah mengajarkan kepadaku akan pentingnya memahami kehidupan ini. Memahami kewajiban kita sebagai hamba Yang Maha Agung yang telah menciptakan kita untuk menjadi penguasa di atas bumi ini. Yang Maha Agung telah menurunkan sebuah ilmu tentang kasampurnaning ngaurip melalui utusanNya. Ilmu yang lebih berharga dari segala macam ilmu kanuragan dan guna kasantikan sebagai bekal hidup kita kelak di alam kelanggengan.” Bagaikan disiram bayu sewindu, guru dan murid itu untuk beberapa saat telah membeku di tempat masing-masing. Mereka berdua sama sekali tidak menduga bahwa Sukra telah mempunyai pengetahuan dan keyakinan yang sedemikian kuatnya dalam menentukan jalan hidupnya, menilik umurnya yang masih tergolong sangat muda. Sejenak suasana menjadi sunyi. Masing-masing tenggelam dalam lamunan yang tak berujung pangkal. Sementara para pengawal di gardu perondan yang berada di ujung kelokan jalan dekat kediaman Ki Gede Menoreh telah memukul kentongan dengan nada dara muluk. “Tengah malam,” desis Ki Jayaraga tanpa sadar. Sementara Glagah Putih dan Sukra tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya kepala mereka yang terlihat terangguk-angguk. “Marilah,” berkata Ki Jayaraga kemudian, “Sudah waktunya kita beristirahat. Besuk aku dan Glagah Putih akan menempuh perjalanan yang cukup panjang,” Ki Jayaraga berhenti sejenak. Kemudian sambil berpaling ke arah Sukra yang duduk di sebelahnya, dia bertanya, “Sukra, apakah engkau akan tinggal di Menoreh lagi, ataukah akan mengikuti Kanjeng Sunan kembali ke gunung Muria?” “Kedua-duanya tidak, Ki” sahut Sukra dengan serta merta sambil menggelengkan kepalanya, “Beberapa hari yang lalu aku diperintahkan oleh Kanjeng Sunan untuk menemani Ki Ajar Mintaraga di hutan sebelah timur pebukitan Menoreh. Namun karena sesuatu hal, kami berpisah. Ki Ajar kembali ke pertapaan Mintaraga dan aku disuruh mengikuti Kanjeng Sunan Ke Menoreh,” Sukra berhenti sebentar. Lanjutnya kemudian, “Aku sudah memohon ijin kepada Kanjeng Sunan untuk tinggal barang sehari dua hari di sini. Setelah itu aku akan kembali ke pertapaan Mintaraga di pebukitan Menoreh.” Hampir bersamaan Ki Jayaraga dan Glagah Putih mengerutkan kening. Nama Ki Ajar Mintaraga itu terasa masih asing di telinga mereka berdua. “Siapakah Ki Ajar Mintaraga itu?” bertanya Glagah Putih kemudian. Untuk sejenak Sukra tidak segera menjawab pertanyaan Glagah Putih. Setelah menarik nafas panjang terlebih dahulu, barulah Sukra menjawab, “Ki Ajar Mintaraga adalah salah seorang santri dari Kanjeng Sunan. Menurut cerita yang pernah aku dengar dari para santri di gunung Muria, Ki Ajar Mintaraga menjadi santri Kanjeng Sunan di usia yang sudah sangat sepuh. Walaupun demikian, hubungan keduanya bagaikan hubungan antara sahabat, bukan antara guru dan murid.” Ki Jayaraga dan Glagah Putih mengangguk-anggukkan kepala mereka walaupun keterangan Sukra itu masih belum menjelaskan jati diri Ki Ajar Mintaraga yang sebenarnya. Namun sedikit banyak mereka berdua telah mendapat gambaran tentang diri orang tua itu. “Apakah engkau mempunyai kepentingan yang mendesak di Menoreh ini, Sukra?” bertanya Ki Jayaraga kemudian. “Ya, Ki,” jawab Sukra, “Aku ingin menemui Ki Agung Sedayu untuksuatu keperluan.”
“Apakah keperluanmu itu?” hampir saja pertanyaan itu terloncat dari mulut Glagah Putih. Namun Glagah Putih segera menyadari bahwa tidak sepantasnya lah bagi dirinya untuk menanyakan hal itu. Sukra yang sekarang berada di hadapannya itu, bukanlah Sukra beberapa waktuyang lalu.
“Sudahlah, malam sudah cukup larut. Sebaiknya kita segera beristirahat,” berkata Ki Jayaraga kemudian sambil bangkit daritempat duduknya.
“Engkau akan tidur di mana Sukra?” bertanya Glagah Putih begitu melihat Sukra ikut beranjak dari tempat duduknya. “Jika diijinkan, aku akan bermalam di rumah Ki Agung Sedayu.” Sejenak Ki Jayaraga dan Glagah Putih saling berpandangan. Ki Jayaraga lah yang kemudian menyahut, “Rumah Ki Rangga Agung Sedayu sudah lama dikosongkan. Sekali-kali saja aku menengok keadaannya. Namun jika engkau mau bermalam di sana, silahkan saja. Seperti biasa engkau dapat masuk melalui pintu dapur. Pengait selarak pintu dapur aku selipkan di atas teritisan depan pintu dapur.” “Terima kasih, Ki,” jawab Sukra kemudian sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Demikianlah, sejenak kemudian mereka segera berpisah. Ki Jayaraga segera masuk ke dalam biliknya, sedangkan Glagah Putih menuju ke bilik istrinya. Sementara Sukra telah turun ke halaman rumah Ki Gede yang luas untuk kemudian keluar melalui regol depan dan berjalan menyusuri lorong-lorong yang gelap dan sunyi menuju ke rumah Ki Rangga AgungSedayu.
Dalam pada itu, di bilik Sekar Mirah, Anjani terlihat sangat gelisah. Dicobanya untuk menghilangkan kegelisahan itu dengan membetulkan letak selimut Bagus Sadewa yang sedikit tersingkap. Sambil membungkukkan badan, diciumnya pipi bayi Sekar Mirah yang terlihat sangatmenggemaskan itu.
“Sudahlah Anjani,” berkata Sekar Mirah kemudian sambil tersenyum, “Malam sudah cukup larut, bagaimana jika ceritamu itu ditunda sampaibesuk saja?”
Anjani menarik nafas panjang sambil berpaling ke arah Sekar Mirah yang duduk di ujung pembaringan. Ada sedikit keraguan yang terselip di sudut hatinya. Namun kesempatan untuk berdua saja dengan istri Ki Rangga Agung Sedayu itu belum tentu datang untuk kedua kalinya. Maka dengan memberanikan diri, dia pun akhirnya menjawab, “Aku belum mengantuk, mbokayu. Namun jika mbokayu yang sudah mengantuk, aku tidak akan memaksa mbokayu untuk mendengarkan ceritaku yang tentu akan sangat membosankan.” “Ah! Ada-ada saja engkau ini, Anjani,” sahut Sekar Mirah sambil menarik lengan Anjani yang masih berdiri di dekat pembaringan dan membawanya duduk di sebelahnya, “Bercerita lah! Aku akan menjadi pendengar yang baik.” Untuk beberapa saat lidah Anjani justru menjadi kelu. Bibir yang mungil kemerahan itu terkatup rapat. Sementara degup jantungnya semakin lama menjadi semakin cepat seiring dengan nafasnya yang ikutmemburu.
Sekar Mirah yang melihat perubahan itu mengerutkan keningnya. Dengan perlahan diguncangkannya pundak Anjani sambil tertawa kecil, “He! Apa yang sedang terjadi padamu, Anjani? Sepertinya engkau sedangmelihat hantu.”
Anjani mencoba tersenyum menanggapi gurauan Sekar Mirah, betapapun pahitnya. Dicobanya untuk menarik nafas dalam-dalam, namun tetap saja jantungnya berpacu semakin cepat. _bersambung ke bagian 2_SHARE THIS:
*
MENYUKAI INI:
Suka Memuat...
Laman: 1 2 3
4
Telah Terbit on 12/08/2016 at 00:01 Comments (2.861) RSS feed for comments on this post. 2.861 KOMENTARTINGGALKAN KOMENTAR*
On 23/11/2016 at 07:17 sofyan pambudi said: semakin tambah suuiiiippp,Ki Rangga Agung Sedayu,,,musuhnya juga tambah mantap,,,matur nuwun Mbah Man dan Mas Satpam..Balas
*
On 23/11/2016 at 07:30 gembleh said: Sugeng enjang para kadang sutresna….. Kangen ngece Pak SatPam……Balas
*
On 23/11/2016 at 07:40 Abimilla said: sugeng endang…. ngentosi lajengipun … 416 dipun damelaken gandhokBalas
*
On 23/11/2016 at 07:56 Jokowono said: Hadir, secangkir teh manis semangkok baso, tak pikir dina Kamis jebule kok Rabu ….. tetap semangat !Balas
*
On 23/11/2016 at 08:24 pandanalasssaid:
Pak Lek…..gendak 416 mbok ndang dibukak slarakaneBalas
*
On 23/11/2016 at 08:43 adiwaswa said: Sugeng dan Endang hadir dalam selametan menunggu peresmian gandhok 416…….tuit…tuit…ejes..ejes…ojo jajan….Balas
*
On 23/11/2016 at 08:49 Sutji Shinto said: sugeng enjang mbah Man,… semoga sellalu sehattt…Balas
*
On 23/11/2016 at 09:09 rien maulina said: Absen pagi dibelakang nyi Sutji…ayem rasane ono kancamentrik…
Sugeng enjang Mbah Man,om Satpam juga kadang canmen….Balas
*
On 23/11/2016 at 09:15 Adi said: Sugeng enjang para kadang GS…. Tetep setia nunggu gogrokan rontal saklajengipun ono pojokan gandhok kene. Matur nuwun Ki Satpam n Mbah Man.Balas
*
On 23/11/2016 at 09:22 P. Satpamsaid:
Alhamdulillah…
Panembahan sudah bisa membuat padepokan sendiri. Dengan demikian, tugas Risang sudah selesai. Padepokan pelangisingosari sudah “idle” dengan meninggalnya KiSandikala.
Padepokan ini juga akan segera “idle” dengan dibangunnya padepokan Panembahan Mandaraka. Cukup lama Risang mengawal rontal beliau, sejak dipandegani sendiri oleh Ki Arema bulan Mei 2012 (TADBM 397) sampai bulan Nopember 2016(TADBM 415).
Mohon maaf, jika ada salah tulis dan atau kesengajaan Risang untuk mengulur waktu wedaran. Bukan untuk gaya-gayaan, tetapi agar sanak kadang masih rutin sambang padepokan. Tidak ada keuntungan sama sekali bagi Risang selain senang melihat padepokan ini masih regeng.Selanjutnya……
Apakah padepokan ini menjadi sepi, tidak ada kegiatan, tergantung darisanak kadang semua.
Sebenarnya Risang sudah minta ijin kepada Ki Arema untuk istirahat, karena kedepan Risang tidak bisa lagi secara rutin mengawal padepokanini.
Meskipun demikian, jika masih diperlukan Risang masih sekali waktuhadir di padepokan.
TADBM 415 sudah selesai, tempat membaca sudah ada di Padepokan Panembahan Mandaraka di http://tamanbacaanmbahman.blogspot.co.id. Apakah sanak kadang masih menghendaki rontal tersebut diunggah disini? Jika ya, gandok baru TADBM 416 baru dibuat. Jika tidak, ya sudah …. Risang bisa istirahat …..Nuwun …..
Balas
*
On 23/11/2016 at 09:37 pandanalasssaid:
buka gandok 416…, lsg wedar 416 sak buku..dijamin rame Pak LekBalas
*
On 23/11/2016 at 09:50 adiwaswa said: Kalau saya sebaiknya tetap dibuka dan diteruskan agar tetap guyub di GS dan bisa paralel tinggal terserah ingin membaca dimana…jadi wara wiri sepur kluthuk masih ada trayeknya…..Balas
*
On 23/11/2016 at 10:14 dik Har said: Sugeng enjang ka aturaken dumateng sadaya kadang Ca/Men PadepokanSekar Keluwih.
Mugi mugi Gusti Allah Ingkang Maha Agung tansah maringi Hidayah dumateng kita sadaya. Aamin. Alhamdulillah, persahabatan lewat dunia maya yang telah beberapa waktu terjalin ini sungguh sangat menenteramkan dan “ngangeni”. Kita saling merindukan “celotehan” di dunia maya ini. Namun, apakah semuanya akan berlanjut ataukah beristirahat (sementara) , itu adalah Semata atas Ijin Allah SWT. Sesuai dengan kodrat hidup, kita mempunyai “tugas hidup” masing masing yang suka atau tidak suka tentu akan jalani. Walaupun demikian, untuk “urusan dunia” , kita masih mempunyai kesempatan untuk berusaha berbuat sesuatu yang terbaik. ……..termasuk kesepakatan “Apakah padepokan ini menjadi sepi, tidak ada kegiatan, tergantung dari sanak kadang semua.” ……Untuk Nakmas Risang yang akan segera menuju medan perjuangan baru, saya titipkan sebuah puisi tulisan rekan saya ( maaf lupa namanya …karena ditulisnya sudah di awal tahun ’80 an ) Maju ….maju terus wahai Pemuda !!! Selagi api masih menyala… Selagi bara masih meyala …. Di dada generasi penerus bangsa Mengobarkan semangat persatuan , kesatuan Mewujudkan mimpi “tuk merdeka seutuhnya….Salam……
Balas
*
On 23/11/2016 at 11:28 harno restu galih said: Sugeng enjang. Tidak terasa sudah bertahun-tahun mengikuti wedaran yang ada di padepokan GA ini, dan beberapa tahun ini ikut memberanikan komentar. Baik tadbm 397-415 maupun komentar dari semua kadang saya merasa ikut serta suasana yang terbagun didalamnya, berkat upaya tak kenal lelah dari ki satpam, ki arema dan mbah man juga para sesepuhBalas
*
On 23/11/2016 at 12:36 Jokowono said: Matur nuwun ! Mas Putut Risang memang “luar biasa” …..Balas
*
On 23/11/2016 at 15:48 dimas parikesit said: Matur nuwun mas Risang atas dedikasinya agar gandhok ini selalu bisa rame dan terus ada …… semoga masih ada tempat untuk terus gojegan….
Balas
*
On 23/11/2016 at 13:10 Miss Nona said: Matur suwun paklik Risang…..Balas
*
On 23/11/2016 at 13:17 adiwaswa said: Nderk matur nuwun sanget kagem Mas Risang semoga selalu sukses disegala bidang tugas….Balas
*
On 23/11/2016 at 14:27 haryo penangsang said: Setuju dengan Ki Pandanalass….buka gandok 416, matur nuwun…Balas
*
On 23/11/2016 at 15:54 rien maulina said: Setuju juga dg ki PA dan ki HarPen….Balas
*
On 23/11/2016 at 16:27 havid said: Assalamualaikum wr. wb…. klo boleh sekedar saran, tetep wedaran disini dan disana….. usul ki PA seperti biasa tetep SUPER……….Balas
*
On 23/11/2016 at 17:26 pandanalasssaid:
Pas mbukak 416 … dihadang MAAF, SELARAK TDK SESUAI DENGAN KRITERIAANDA.
Balas
*
On 23/11/2016 at 19:08 adiwaswa said: Swandaru Geni yang baru mencungul agak sedikit bingung untuk memilih jalan ke lemah cengkar mungkin masih agak limbung karena terlalu lama makan tidur…. makan lagi tidur lagi…dan bertanya kepada Ki Widura…..”Ki Widura kearah mana kira kira jalan ke lemah cengkar ysng seharusnya, karena penunjuk jalannya sudah tidak ada” …Ki Widura hanya bisa geleng geleng kepala tanda pasrah pada yang punya wewenang dalam mengambil keputusan sambil menelusuri rel sepurkluthuk…..
Balas
*
On 24/11/2016 at 02:50 P. Satpamsaid:
Oke lah kalau begitu. Memang berat juga sebenarnya meninggalkan padepokan yang selama ini selalu Risang sambangi. Terlebih melihat canda ria para sanak kadang, meski kadang nganyelke pada saat “bete” Wedaran dari Padepokan Panembahan Mandaraka tetap Risang unggah di sini. Tentu saja, ada jeda waktu. Dan….., gandok 416 sudah tersedia, untuk jaongan.Balas
*
On 24/11/2016 at 09:53 Pak sri said: Alhamdulillah gondok anyar tetep bukak, sepur klutuk tetep melayani ponorogo mediun, jes ejes jess ejesss, jo jajan jo jajan, pak lik ra nde dit, pak lik ra nde dit.Balas
*
On 24/11/2016 at 12:08 harno restu galih said: Mari kita tengok gandhok baruBalas
*
On 14/12/2016 at 11:11 jb santoso said: Sukra yang sekarang telah mengalami perubahan dalm sikap …pendalaman ilmuny mengarah kejiwaan dalam huhungan kepada Penciptanya ….. Sekar Mirah yang tengah dibakar rasa cemburu telah menantang Anjani dalam perang tanding ….siapa yang lebih matang penguasaan ilmunya ….monggo Mbah Man …pun lanjut..Balas
*
On 23/12/2016 at 13:26 jb santoso said: Luar biasa ..ternyata Swandaru ketemu lawan yg benar2 imbang …hingga mengakhiri hidupnya ….bagaimana mnasob Ranapati …? Dan apa yang alan dilakukan Agung Sedayu terhadap anaknya Swandaru dan Pandan wangi tentunya ….? Hubungan persaudaraan Sekar Mirah dwngan Pandan Wangi sangat erat …akan kah nantinya menjadi bagian dari keluarga mereka …? Sementara Sekar Mirah memilii watak yang keras jika ada yang akan merecoki kehidupan keluaranya …! Monggo mbah Man pun lanjut ..maturnuwun …jossss
Balas
Komentar Lebih Lama TINGGALKAN BALASAN BATALKAN BALASAN Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:*
*
*
*
*
Email (wajib) (Alamat takkan pernah dipublikasikan)Nama (wajib)
Situs Web
You are commenting using your WordPress.com account. ( Logout /Ubah )
You are commenting using your Google account. ( Logout / Ubah ) You are commenting using your Twitter account. ( Logout / Ubah ) You are commenting using your Facebook account. ( Logout /Ubah )
Batal
Connecting to %s
Beri tahu saya komentar baru melalui email. Beritahu saya pos-pos baru lewat surat elektronik.*
NGINGUK GANDHOK
*
TOTAL KUNJUNGAN
* 8.032.793 kali
*
TAUTAN BLOG LAIN
Pelangi di Langit Singasari Api di Bukit Menoreh*
KOMENTAR
Ubaid pada STSD-32
Pak Breng Ronggo Law… pada STSD-32 Pak Breng Ronggo Law… pada STSD-32 Prajurit Sandi padaSTSD-32
Rahardjo pada STSD-32 widiaxa pada STSD-32 prasetyoroem pada STSD-32 Angon raos pada STSD-32 Edy gambas pada STSD-32 Ki Subas pada STSD-32sisol pada STSD-32
sisol pada STSD-32
Araha pada STSD-32
P. Satpam pada STSD-32 P. Satpam pada STSD-32*
DAFTAR ISI
Pedang Sakti Tunggul Wulung Naga Siluman Sawer WulungSumpah Palapa
Manggala Majapahit Gajah KencanaDendam Empu Bharada
Halaman Unduh
Arya Manggada
Tembang Tantangan
Matahari Esok Pagi
Bende Mataram
Mencari Bende MataramBunga Ceplok Ungu
Mata Air di Bayangan Bukit Bunga di Batu karang 01-15 Bunga di Batu karang 16-28mbah_man
dongeng punakawan
Sawer Wulung
Cinta dan Tipu MuslihatDendam Kesumat
Menebus Dosa
Terbentur Nasib
Ki Ageng Ringin Putih RSS 2.0 Comments RSS 2.0| Tema:
Quentin.
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie %d blogger menyukai ini:* IkutiMengikuti
* Gagakseta-2
*
Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.*
* Gagakseta-2
* Sesuaikan
* IkutiMengikuti
* Daftar
* Masuk
* Salin shortlink
* Laporkan isi ini
* Kelola langganan
* Ciutkan bilah ini
Details
Copyright © 2024 ArchiveBay.com. All rights reserved. Terms of Use | Privacy Policy | DMCA | 2021 | Feedback | Advertising | RSS 2.0