Are you over 18 and want to see adult content?
More Annotations
![A complete backup of aklati.wordpress.com](https://www.archivebay.com/archive2/4740f576-dac7-4d8c-8b1c-92db460db819.png)
A complete backup of aklati.wordpress.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of studyrankersonline.com](https://www.archivebay.com/archive2/19e81665-3780-4a87-822e-43fbb9b644e7.png)
A complete backup of studyrankersonline.com
Are you over 18 and want to see adult content?
Favourite Annotations
![A complete backup of https://mustakbil.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/2e959cc0-23d0-4f99-a030-08108122ffc4.png)
A complete backup of https://mustakbil.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://zemtv.co](https://www.archivebay.com/archive6/images/a8ebd223-aea5-4012-9220-d6aad9c0e788.png)
A complete backup of https://zemtv.co
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://davemanuel.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/9c9eaa43-32cc-45fc-a163-785197b6add6.png)
A complete backup of https://davemanuel.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://coveritlive.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/dc5980ab-286f-4d49-9bc6-3237054d8de0.png)
A complete backup of https://coveritlive.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://rotcprojectgo.org](https://www.archivebay.com/archive6/images/7031b727-228c-4e48-a542-6314bbddf7dd.png)
A complete backup of https://rotcprojectgo.org
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://consolevariations.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/5a1aa254-c9b2-4809-ba8b-ec00fa880cb3.png)
A complete backup of https://consolevariations.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://floqq.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/bea7fad4-14e4-4e30-8429-0d40e5dafea8.png)
A complete backup of https://floqq.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://quotesondesign.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/e33c2bb2-9cd4-485e-9352-c2b4fc9acfbb.png)
A complete backup of https://quotesondesign.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://locan.to](https://www.archivebay.com/archive6/images/202255a5-6577-446e-8832-e38451b824f3.png)
A complete backup of https://locan.to
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://cpc-ccp.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/782e70ca-e362-4ea6-a3ba-5ce8774cab65.png)
A complete backup of https://cpc-ccp.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://beermoneyforum.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/3187b9df-c2d0-4d99-ab59-79e46e3e2e60.png)
A complete backup of https://beermoneyforum.com
Are you over 18 and want to see adult content?
![A complete backup of https://illusion-hacks.com](https://www.archivebay.com/archive6/images/ef213aff-e34a-474e-8d0a-3b2978bce6d8.png)
A complete backup of https://illusion-hacks.com
Are you over 18 and want to see adult content?
Text
mikroflora
PEMBUATAN SUSU KECAMBAH KEDELAI DAN SUSU …TRANSLATE THIS PAGE Kacang hijau mengandung protein relatif tinggi yaitu sekitar 24%. Protein kacang hijau kaya akan asam amino lisin. Perkecambahan atau germinasi dapat meningkatkan daya cerna karena perkecambahan merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisa dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Pada perhitungan ini hanya diperoleh laju pertumbuhan maksimum (µ), dan rendemen biomassa glukosa (Yx/s). Ambil titik pada No 1 s.d. 4 dan diplotkan lagi sehingga dihasilkan kurva sebagai berikut: Data kurva kedua tersebut diperoleh persamaan yaitu Y= 0,260x-1,364 yang berarti bahwa laju pertumbuhan (µ) maksimum isolat T5 yaitu 0,260 per jam. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : KINETIKA …TRANSLATE THIS PAGE A. Waktu dan Tempat. Praktikum yang berjudul “Kinetika Penggunaan Substrat” dilaksanakan pada Rabu, 6 April 2015 pukul 15.00 WIB s.d selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Univeraitas Lampung. B. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE 2.2 Aplikasi Bioreaktor Media Padat. Fermentasi media padat telah dipraktekkan selama ratusan tahun di asia timur. Banyak makanan hasil fermentasi, seperti kecap, miso, tempe dan senbagainya, mempunyai fase media padat lainnya digunakan untuk menghasilkan berbagai enzim dan bahan kimia seperti asam sitrat. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : CARA …TRANSLATE THIS PAGE A. Pengujian Terbuka. Pengujiaan bertujuan untuk menentukan profil sensoris dari minuman teh. Penentuan profil inderawi mencakup penentuan dan diskripsi secara kualitatif dan kuantitatif. Diskripsi kualitatif yaitu penentuan sifat-sifat inderawi yang terdapat di dalam produk sedangkan diskripsi kuantitatif yaitu besarnya intensitassifat-sifat
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGYTRANSLATE THIS PAGE E. coli juga dapat tumbuh dengan baik pada media yang mengandung karbon organik (glukosa), sumber nitrogen (NH4)2SO4, dan mineral lainnya. Bakteri ini dapat ditumbuhkan atau dikultur pada media nutrient agar. Dalam waktu 12-16 jam dengan suhu 37 °C, bakteri ini dapat membentuk koloni pada nutrient agar (Jay et al., 2005). AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung.Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung. Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Penelitian akan dilakukan dalam 3 tahap: yaitu pembuatan edible coating lidah buaya, aplikasi pelilinan (coating) pada buah belimbing, dan analisa. Perlakuan pada penelitian ini adalah lama pencelupan yaitu 3,5, dan 7 menit, perlakuan suhu penyimpanan (suhu ruang dan suhu rendah), dan konsentrasi CMC (1%, 2%, dan (3%). Pelaksanaan penelitian dimulai dengan merendam lidah buaya dengan klorin AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : MAKALAH …TRANSLATE THIS PAGE Gandum cukup terkenal dibandingkan bahan makanan lainnya sesama serealia karena kandungan gluten dan proteinnya yang cukup tinggi pada biji gandum. Biji gandum memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi diantaranya karbohidrat 60-80%, protein 25%,lemak 8-13%, mineral 4,5% dan sejumlah vitamin lainnya (Sramkova et al., 2009). III. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE A. Latar Belakang. Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala operasi dan proses yang memanfaatkan mikrooragnisme baik dalam fasa hidupnya maupun produk-produk enzimnya. Sauerkraut adalah salah satu teknologi bioproses dengan cara konvensional dan tradisional. Sauerkraut biasanya dimanfaatkan untuk memperbaikimikroflora
PEMBUATAN SUSU KECAMBAH KEDELAI DAN SUSU …TRANSLATE THIS PAGE Kacang hijau mengandung protein relatif tinggi yaitu sekitar 24%. Protein kacang hijau kaya akan asam amino lisin. Perkecambahan atau germinasi dapat meningkatkan daya cerna karena perkecambahan merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisa dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Pada perhitungan ini hanya diperoleh laju pertumbuhan maksimum (µ), dan rendemen biomassa glukosa (Yx/s). Ambil titik pada No 1 s.d. 4 dan diplotkan lagi sehingga dihasilkan kurva sebagai berikut: Data kurva kedua tersebut diperoleh persamaan yaitu Y= 0,260x-1,364 yang berarti bahwa laju pertumbuhan (µ) maksimum isolat T5 yaitu 0,260 per jam. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : KINETIKA …TRANSLATE THIS PAGE A. Waktu dan Tempat. Praktikum yang berjudul “Kinetika Penggunaan Substrat” dilaksanakan pada Rabu, 6 April 2015 pukul 15.00 WIB s.d selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Univeraitas Lampung. B. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE 2.2 Aplikasi Bioreaktor Media Padat. Fermentasi media padat telah dipraktekkan selama ratusan tahun di asia timur. Banyak makanan hasil fermentasi, seperti kecap, miso, tempe dan senbagainya, mempunyai fase media padat lainnya digunakan untuk menghasilkan berbagai enzim dan bahan kimia seperti asam sitrat. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : CARA …TRANSLATE THIS PAGE A. Pengujian Terbuka. Pengujiaan bertujuan untuk menentukan profil sensoris dari minuman teh. Penentuan profil inderawi mencakup penentuan dan diskripsi secara kualitatif dan kuantitatif. Diskripsi kualitatif yaitu penentuan sifat-sifat inderawi yang terdapat di dalam produk sedangkan diskripsi kuantitatif yaitu besarnya intensitassifat-sifat
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGYTRANSLATE THIS PAGE Daging ayam merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri. Bakteri dikatakan bersifat patogen jika bakteri dapat menimbulkan berbagai penyakit dan menyebabkan daging cepat busuk (Lukman et al., 2009).Beberapa mikroba penyebab penyakit yang berasal dari daging ayam (foodborne disease), antara lain: Escherichia coli, Salmonella, Staphylococcus aureus, Camphylobacter AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : CARA …TRANSLATE THIS PAGE A. Pengujian Terbuka. Pengujiaan bertujuan untuk menentukan profil sensoris dari minuman teh. Penentuan profil inderawi mencakup penentuan dan diskripsi secara kualitatif dan kuantitatif. Diskripsi kualitatif yaitu penentuan sifat-sifat inderawi yang terdapat di dalam produk sedangkan diskripsi kuantitatif yaitu besarnya intensitassifat-sifat
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Restrukturisasi buah dilakukan dengan menggunakan bahan utama buah nangka. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan semua bahan yang akan digunakan yaitu buah nangka segar, CaCl 2, STPP, karagenan, aquades, dan alat-alat yang akan digunakan.Setelah semua bahan dan alat siap kemudian dilakukan penghalusan terlebih dahulu pada buah nangka, penghalusan ini bertujuan agar AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE 2.2 Aplikasi Bioreaktor Media Padat. Fermentasi media padat telah dipraktekkan selama ratusan tahun di asia timur. Banyak makanan hasil fermentasi, seperti kecap, miso, tempe dan senbagainya, mempunyai fase media padat lainnya digunakan untuk menghasilkan berbagai enzim dan bahan kimia seperti asam sitrat. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : BISNIS …TRANSLATE THIS PAGE Tanamkan sikap optimis, berfikir positif, pantang menyerah, & segera memulai. Berdagang buah perlu perputaran penjualan yang tinggi. Buah dan sayur memiliki sifat yang mudah berubah, seperti rasa, warna, bau, kekenyalannya dan sebagainya. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE A. Waktu dan Tempat. Praktikum yang berjudul “Pengolahan Produk-Produk Minuman Penyegar dari Rizoma” dilaksanakan pada Senin, 08 Juni 2015 pukul 08.00 s.d 10.00 WIB, di Laboratorium Penjaminan Mutu Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Bahan baku utama tempe adalah kacang kedelai. Kacang kedelai adalah salah satu sumber protein nabati yang kadar proteinnya tinggi, dimana kadar proteinnya sebesar 35 % bahkan pada varietas unggul kadar proteinnya mencapai 40-44 % (Koswara,1995). AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : DAFTAR …TRANSLATE THIS PAGE Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Umum yang berjudul Mempelajari Proses Produksi Yoghurt di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) ini dengan baik. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, praktik langsung di AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Setiap 100 gram daging biji kemiri mengandung 636 kalori. 19 gram protein, 63 gram lemak, 8 gram karbohidrat, 80 mg gram kalsium. 200 mg fosfor, 2 mgram besi, 0,06 mgram vitamin B, 7 gram air. 2. Minyak Kemiri. Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 persen, dan kadar minyak dalam tempurung sebesar 60 persen. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : ARTIKEL …TRANSLATE THIS PAGE Lemak tersusun dari unsur karbon (C), oksigen (O) , dan hydrogen (H) sama seperti penyusun pada karbohidrat. Fungsi lemak sangatlah penting dan dibutuhkan oleh tubuh kita karena lemak merupakan salah satu sumber energi yang menyediakan kalori yang banyak sehingga lemak sangat penting bagi tubuh manusia. Fungsi utama dari lemak adalahsebagai
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGYTRANSLATE THIS PAGE E. coli juga dapat tumbuh dengan baik pada media yang mengandung karbon organik (glukosa), sumber nitrogen (NH4)2SO4, dan mineral lainnya. Bakteri ini dapat ditumbuhkan atau dikultur pada media nutrient agar. Dalam waktu 12-16 jam dengan suhu 37 °C, bakteri ini dapat membentuk koloni pada nutrient agar (Jay et al., 2005). AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung.Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung. Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Penelitian akan dilakukan dalam 3 tahap: yaitu pembuatan edible coating lidah buaya, aplikasi pelilinan (coating) pada buah belimbing, dan analisa. Perlakuan pada penelitian ini adalah lama pencelupan yaitu 3,5, dan 7 menit, perlakuan suhu penyimpanan (suhu ruang dan suhu rendah), dan konsentrasi CMC (1%, 2%, dan (3%). Pelaksanaan penelitian dimulai dengan merendam lidah buaya dengan klorin AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : MAKALAH …TRANSLATE THIS PAGE Gandum cukup terkenal dibandingkan bahan makanan lainnya sesama serealia karena kandungan gluten dan proteinnya yang cukup tinggi pada biji gandum. Biji gandum memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi diantaranya karbohidrat 60-80%, protein 25%,lemak 8-13%, mineral 4,5% dan sejumlah vitamin lainnya (Sramkova et al., 2009). III. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE A. Latar Belakang. Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala operasi dan proses yang memanfaatkan mikrooragnisme baik dalam fasa hidupnya maupun produk-produk enzimnya. Sauerkraut adalah salah satu teknologi bioproses dengan cara konvensional dan tradisional. Sauerkraut biasanya dimanfaatkan untuk memperbaikimikroflora
PEMBUATAN SUSU KECAMBAH KEDELAI DAN SUSU …TRANSLATE THIS PAGE Kacang hijau mengandung protein relatif tinggi yaitu sekitar 24%. Protein kacang hijau kaya akan asam amino lisin. Perkecambahan atau germinasi dapat meningkatkan daya cerna karena perkecambahan merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisa dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Pada perhitungan ini hanya diperoleh laju pertumbuhan maksimum (µ), dan rendemen biomassa glukosa (Yx/s). Ambil titik pada No 1 s.d. 4 dan diplotkan lagi sehingga dihasilkan kurva sebagai berikut: Data kurva kedua tersebut diperoleh persamaan yaitu Y= 0,260x-1,364 yang berarti bahwa laju pertumbuhan (µ) maksimum isolat T5 yaitu 0,260 per jam. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : KINETIKA …TRANSLATE THIS PAGE A. Waktu dan Tempat. Praktikum yang berjudul “Kinetika Penggunaan Substrat” dilaksanakan pada Rabu, 6 April 2015 pukul 15.00 WIB s.d selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Univeraitas Lampung. B. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE 2.2 Aplikasi Bioreaktor Media Padat. Fermentasi media padat telah dipraktekkan selama ratusan tahun di asia timur. Banyak makanan hasil fermentasi, seperti kecap, miso, tempe dan senbagainya, mempunyai fase media padat lainnya digunakan untuk menghasilkan berbagai enzim dan bahan kimia seperti asam sitrat. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : CARA …TRANSLATE THIS PAGE A. Pengujian Terbuka. Pengujiaan bertujuan untuk menentukan profil sensoris dari minuman teh. Penentuan profil inderawi mencakup penentuan dan diskripsi secara kualitatif dan kuantitatif. Diskripsi kualitatif yaitu penentuan sifat-sifat inderawi yang terdapat di dalam produk sedangkan diskripsi kuantitatif yaitu besarnya intensitassifat-sifat
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGYTRANSLATE THIS PAGE E. coli juga dapat tumbuh dengan baik pada media yang mengandung karbon organik (glukosa), sumber nitrogen (NH4)2SO4, dan mineral lainnya. Bakteri ini dapat ditumbuhkan atau dikultur pada media nutrient agar. Dalam waktu 12-16 jam dengan suhu 37 °C, bakteri ini dapat membentuk koloni pada nutrient agar (Jay et al., 2005). AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung.Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung. Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Penelitian akan dilakukan dalam 3 tahap: yaitu pembuatan edible coating lidah buaya, aplikasi pelilinan (coating) pada buah belimbing, dan analisa. Perlakuan pada penelitian ini adalah lama pencelupan yaitu 3,5, dan 7 menit, perlakuan suhu penyimpanan (suhu ruang dan suhu rendah), dan konsentrasi CMC (1%, 2%, dan (3%). Pelaksanaan penelitian dimulai dengan merendam lidah buaya dengan klorin AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : MAKALAH …TRANSLATE THIS PAGE Gandum cukup terkenal dibandingkan bahan makanan lainnya sesama serealia karena kandungan gluten dan proteinnya yang cukup tinggi pada biji gandum. Biji gandum memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi diantaranya karbohidrat 60-80%, protein 25%,lemak 8-13%, mineral 4,5% dan sejumlah vitamin lainnya (Sramkova et al., 2009). III. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE A. Latar Belakang. Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala operasi dan proses yang memanfaatkan mikrooragnisme baik dalam fasa hidupnya maupun produk-produk enzimnya. Sauerkraut adalah salah satu teknologi bioproses dengan cara konvensional dan tradisional. Sauerkraut biasanya dimanfaatkan untuk memperbaikimikroflora
PEMBUATAN SUSU KECAMBAH KEDELAI DAN SUSU …TRANSLATE THIS PAGE Kacang hijau mengandung protein relatif tinggi yaitu sekitar 24%. Protein kacang hijau kaya akan asam amino lisin. Perkecambahan atau germinasi dapat meningkatkan daya cerna karena perkecambahan merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisa dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Pada perhitungan ini hanya diperoleh laju pertumbuhan maksimum (µ), dan rendemen biomassa glukosa (Yx/s). Ambil titik pada No 1 s.d. 4 dan diplotkan lagi sehingga dihasilkan kurva sebagai berikut: Data kurva kedua tersebut diperoleh persamaan yaitu Y= 0,260x-1,364 yang berarti bahwa laju pertumbuhan (µ) maksimum isolat T5 yaitu 0,260 per jam. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : KINETIKA …TRANSLATE THIS PAGE A. Waktu dan Tempat. Praktikum yang berjudul “Kinetika Penggunaan Substrat” dilaksanakan pada Rabu, 6 April 2015 pukul 15.00 WIB s.d selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Univeraitas Lampung. B. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE 2.2 Aplikasi Bioreaktor Media Padat. Fermentasi media padat telah dipraktekkan selama ratusan tahun di asia timur. Banyak makanan hasil fermentasi, seperti kecap, miso, tempe dan senbagainya, mempunyai fase media padat lainnya digunakan untuk menghasilkan berbagai enzim dan bahan kimia seperti asam sitrat. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : CARA …TRANSLATE THIS PAGE A. Pengujian Terbuka. Pengujiaan bertujuan untuk menentukan profil sensoris dari minuman teh. Penentuan profil inderawi mencakup penentuan dan diskripsi secara kualitatif dan kuantitatif. Diskripsi kualitatif yaitu penentuan sifat-sifat inderawi yang terdapat di dalam produk sedangkan diskripsi kuantitatif yaitu besarnya intensitassifat-sifat
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGYTRANSLATE THIS PAGE Daging ayam merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri. Bakteri dikatakan bersifat patogen jika bakteri dapat menimbulkan berbagai penyakit dan menyebabkan daging cepat busuk (Lukman et al., 2009).Beberapa mikroba penyebab penyakit yang berasal dari daging ayam (foodborne disease), antara lain: Escherichia coli, Salmonella, Staphylococcus aureus, Camphylobacter AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Restrukturisasi buah dilakukan dengan menggunakan bahan utama buah nangka. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan semua bahan yang akan digunakan yaitu buah nangka segar, CaCl 2, STPP, karagenan, aquades, dan alat-alat yang akan digunakan.Setelah semua bahan dan alat siap kemudian dilakukan penghalusan terlebih dahulu pada buah nangka, penghalusan ini bertujuan agar AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : CARA …TRANSLATE THIS PAGE A. Pengujian Terbuka. Pengujiaan bertujuan untuk menentukan profil sensoris dari minuman teh. Penentuan profil inderawi mencakup penentuan dan diskripsi secara kualitatif dan kuantitatif. Diskripsi kualitatif yaitu penentuan sifat-sifat inderawi yang terdapat di dalam produk sedangkan diskripsi kuantitatif yaitu besarnya intensitassifat-sifat
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Dalam industri fermentasi diperlukan substrat yang murah, mudah tersedia dan efisien penggunaannya. Dalam industri fermentasi dimana produk-produknya juga dapat dihasilkan secara sintetis atau dengan cara lainnya, pemilihansubstrat merupakan hal yang kritis. Sebagai contoh misalnya produksi asam-asam amino (glutamat, lisin, metiamin,dan
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : BISNIS …TRANSLATE THIS PAGE Tanamkan sikap optimis, berfikir positif, pantang menyerah, & segera memulai. Berdagang buah perlu perputaran penjualan yang tinggi. Buah dan sayur memiliki sifat yang mudah berubah, seperti rasa, warna, bau, kekenyalannya dan sebagainya. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE A. Waktu dan Tempat. Praktikum yang berjudul “Pengolahan Produk-Produk Minuman Penyegar dari Rizoma” dilaksanakan pada Senin, 08 Juni 2015 pukul 08.00 s.d 10.00 WIB, di Laboratorium Penjaminan Mutu Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : PROSES …TRANSLATE THIS PAGE Untuk menghindarkan daging dari rigor, daging perlu dibiarkan untuk menyelesaikan proses rigornya sendiri. Proses tersebut dinamakan proses aging (pelayuan). Pelayuan adalah penanganan daging segar setelah penyembelihan dengan cara menggantung atau menyimpan selama waktu tertentu pada temperatur di atas titik beku daging (-1,50C). AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : …TRANSLATE THIS PAGE Setiap 100 gram daging biji kemiri mengandung 636 kalori. 19 gram protein, 63 gram lemak, 8 gram karbohidrat, 80 mg gram kalsium. 200 mg fosfor, 2 mgram besi, 0,06 mgram vitamin B, 7 gram air. 2. Minyak Kemiri. Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 persen, dan kadar minyak dalam tempurung sebesar 60 persen. AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : ARTIKEL …TRANSLATE THIS PAGE Lemak tersusun dari unsur karbon (C), oksigen (O) , dan hydrogen (H) sama seperti penyusun pada karbohidrat. Fungsi lemak sangatlah penting dan dibutuhkan oleh tubuh kita karena lemak merupakan salah satu sumber energi yang menyediakan kalori yang banyak sehingga lemak sangat penting bagi tubuh manusia. Fungsi utama dari lemak adalahsebagai
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY : APA ITU …TRANSLATE THIS PAGE Biokimia sebagian besar berhubungan dengan struktur dan fungsi seluler misalnya seperti biomolekul yang terdiri dari protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat. Selain itu juga terdapat enzim yang dapat mempercepat reaksi kimia dan dianggap sebagai katalis biologis, contoh enzim adalah protein. Dalam strktur asam nukleat terdapat DNAdan RNA
AGRICULTURAL PRODUCT TECHNOLOGY THP'13 UNIVERSITAS LAMPUNG RABU, 08 NOVEMBER 2017SKRIPSI (BAB 1-3)
KAJIAN DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAN JANTUNG PISANG MULI (_MUSA ACUMINATA_) SEBAGAI ANTIMIKROBA ALAMI DALAM MENURUNKAN CEMARAN _ECHERICHIA COLI_ PADA DAGING AYAM (_GALLUS DOMESTICUS_)(Skripsi)
OLEH
SUCI NATA KUSUMA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Daging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan penting sebagai sumber protein hewani dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging ayam berkembang pesat seiring tingginya tingkat konsumsi daging ayam oleh masyarakat. Hal ini didukung dengan data produksi daging ayam tahun 2015 sebesar 2,04 juta ton atau meningkat 5,11% dibandingkan tahun 2014, dan rata-rata konsumsi per kapita daging ayam masyarakat Indonesia tahun 2011-2015 sebesar 4,28 kg/kapita/tahun (Nuryati _et al_., 2015). Adanya peningkatan permintaan daging ayam berdampak pada kasus penyebaran penyakit yang berasal dari pangan asal hewan ke manusia atau _foodborne disease_(Dewantoro, 2011).
Daging ayam merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri. Bakteri dikatakan bersifat patogen jika bakteri dapat menimbulkan berbagai penyakit dan menyebabkan daging cepat busuk (Lukman _et al., _2009). Beberapa mikroba penyebab penyakit yang berasal dari daging ayam (_foodborne disease_), antara lain: _Escherichia coli, Salmonella,_ _Staphylococcus aureus, Camphylobacter _sp._, _dan _Clostridium botulinum _(Dewantoro, 2011). Menurut Djaafar dan Rahayu (2007), _Escherichia coli _merupakan kelompok mikroba pembusuk yang dapat mengubah makanan segar menjadi busuk bahkan dapat menghasilkan toksin. Bakteri _Escherichia coli_ patogen dapat menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Jawetz _etal., _1995).
Mutu daging ayam dapat diuji dari segi biologi untuk melihat tingkat cemaran bakteri _Echerichia coli _karena bakteri _E. coli_ digunakan sebagai indikator sanitasi suatu produk olahan yang berasal dari daging maupun minuman (Sasmita _et al_., 2014)_. _Berdasarkan SNI 392 4.1:2009 tentang mutu daging ayam, batas cemaran _E.coli_ untuk pangan adalah 1 x 101 koloni/gram. Hasil penelitian Marliena (2016) menunjukkan bahwa cemaran _E.coli_ pada daging ayam di pasar tradisional dan pasar modern di Kota Bandar Lampung tidak memenuhi SNI karena diatas batas cemaran _E.coli_ pada pangan yaitu 1 x 102 koloni/gram. Menurut Jay _et al_. (2005), banyaknya kejadian kontaminasi bakteri _E.coli_ pada daging ayam terjadi pada saat pemotongan, pengepakan, pendistribusian dan pengolahan produk asal hewan. Kontaminasi juga dapat terjadi akibat sanitasi yang kurang baik di peternakan, tempat pemotongan maupun tempat pengolahan daging ayam (Dewantoro, 2011). Bakteri _E.coli_ yang mengontaminasi daging ayam perlu dicegah guna menurunkan jumlah cemaran bakteri patogen. Untuk menekan pertumbuhan bakteri, daging ayam umumnya disimpan dengan cara pendinginan, pembekuan, proses termal (pemanasan), dehidrasi (pengeringan), atau dengan pengawetan menggunakan bahan-bahan pengawet seperti garam, gula, asam, dan berbagai pengawet sintetis atau pengawet kimia (Usmiati, 2010). Kecurangan oleh pedagang dipasaran yang sering terjadi adalah penggunaan bahan pengawet berbahaya seperti formalin dan boraks yang cenderung toksik. Bahan pengawet sintetis maupun bahan kimia yang cenderung toksik tidak direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena diduga dapat menimbulkan penyakit kanker _(carcinogen agent)_ (Windiyartono _et al_., 2016). Oleh karena itu bahan pengawet alami lebih disarankan. Bahan-bahan pengawet alami termasuk di antaranya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tanaman pisang merupakan salah satu jenis tanaman yang diketahui dapat digunakan sebagai antibakteri karena mampu menghambat aktivitas mikroba. Saraswati (2015) melaporkan bahwa tanaman pisang memiliki banyak kandungan senyawa aktif (metabolit sekunder) yang berperan sebagai senyawa antimikroba diantaranya saponin, tanin, alkaloid, flavonoid, dan fenol. Hasil penelitian Chandra _et al_., (2010) menunjukkan bahwa bagian kulit buah pisang ambon (_Musa sapientum_) yang diekstrak dengan kloroform dan etil asetat terbukti memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri _Sthapylococus aureus_, _Bacillus subtilis_, _Bacillus cereus_, _Salmonella enteritidis_, dan _Escherechia coli_. Kemudian hasil penelitian Ningsih _et al_., (2013) menunjukkan bahwa ekstrak jantung pisang kepok kuning (_Musa paradisiaca Linn._) mampu bekerja sebagai antibakteri terhadap _S. aureus _dan _E. coli_. Informasi penggunaan bagian kulit buah dan jantung pisang muli (_Musa acuminata_) sebagai antimikroba masih sangat jarang ditemukan. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui pemanfaatan bagian kulit pisang dan jantung pisang muli sebagai antimikroba guna menurunkan cemaran _E.coli_ yang mengontaminasi daging ayam. 1.2 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui adanya daya hambat ekstrak kulit dan jantung pisang muli sebagai antimikroba alami dalam menurunkan cemaran_Echerichia coli_.
2. Menentukan konsentrasi terbaik ekstrak kulit dan jantung pisang muli sebagai antimikroba alami untuk menurunkan cemaran_Echerichia coli_.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak kulit dan jantung pisang muli sebagai antimikroba alami dalam penurunan cemaran_ Echerichia coli _pada daging ayam. 1.3 KERANGKA PEMIKIRAN Bakteri _Escherichia coli _yang mencemari daging ayam umumnya berasal dari ruangan, peralatan maupun meja tempat pemotongan ayam, serta air yang digunakan selama proses pemotongan hingga pengolahan daging ayam. Pertumbuhan mikroba pada produk pangan dapat terjadi dalam waktu singkat dan pada kondisi yang sesuai, seperti tersedianya nutrisi, pH, suhu, dan kadar air bahan pangan. Bakteri _E. coli _dapat tumbuh dengan baik di dalam lemak dan protein yang merupakan sumber nutrisi bagi mikroba. Daging ayam memiliki kandungan lemak dan protein yang tinggi, sehingga daging ayam dapat menjadi media pertumbuhan yang baik untuk _E. coli_ (Rahardjo dan Santosa, 2005). Cemaran bakteri _Escherichia coli _pada daging ayam perlu diturunkan yaitu salah satunya dengan penggunaan antimikroba alami. Penelitian-penelitian mengenai tanaman pisang menunjukkan bahwa beberapa bagian tanaman pisang memiliki banyak kandungan senyawa aktif (metabolit sekunder) yang berperan sebagai senyawa antimikroba. Pada organ jantung pisang mengandung alkaloid, saponin, tanin, flavonoid dan total fenol (Mahmood _et al_., 2011). Kulit buah pisang memiliki kandungan non-nutrisi, termasuk polifenol, flavonoid (Lee _et al_., 2010). Adanya zat antibakteri yang terkandung akan menghalangi pengangkutan atau terbentuknya masing-masing komponen ke dinding sel yang dapat berakibat melemahnya struktur yang disertai dengan dinding sel yang menghilang dan isi sel yang terlepas sehingga akan menghambat pertumbuhan atau mematikan sel bakteri tersebut. Senyawa saponin akan membentuk senyawa kompleks dengan membran sel melalui ikatan hidrogen, sehingga sifat permeabilitas dinding sel dapat dihancurkan dan menimbulkan kematian sel (Priosoeryanto, 2006). Kulit buah pisang memiliki kadar senyawa fenolik yang jauh lebih tinggi daripada yang terkandung pada daging buahnya (Humairani, 2007). Polifenol merupakan sumber potensial antioksidan dan antimikroba terhadap sejumlah besar bakteri patogen (Karou _et al_., 2005). Penelitian yang dilakukan Karadi _et al_., (2011) menunjukkan bahwa kulit buah pisang memiliki aktivitas antibakteri terhadap _Escherichia coli_, _Staphylococcus aureus_, _Bacillus subtilis_, dan _Pseudomonas aeruginosa_ pada uji zona hambat dengan metode _disk diffusion_. Menurut Okorondu _et al_. (2010), diketahui bahwa aktivitas antibakteri kulit pisang kepok (_Musa paradisiaca_) menunjukkan pada uji zona hambat (_zone of inhibition test_) ekstrak kulit pisang dapat menghambat beberapa bakteri pathogen, seperti _Escherichia coli_, _Pseudomnas aeruginosa_, _Staphylococcus aureus_ dan _Salmonella typhi_. Aktivitas antibakteri paling tinggi didapatkan dari ekstrak metanol, kemudian diikuti ekstrak etanol dan kloroform, namun ekstrak air tidak menunjukkan hambatan pada organisme yang diuji (Okorondu _et al_., 2010). Ekstrak etanol 96% limbah kulit pisang kepok (_Musa balbisiana_) memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap bakteri _Propionibacterium acne_, dengan menghasilkan diameter zona hambat sebesar 8,4 mm pada konsentrasi 25.000 ppm (Saraswati, 2015). Menurut penelitian Ningsih _et al_. (2013), ekstrak jantung pisang kepok kuning (_Musa paradisiaca Linn._) mampu bekerja sebagai antibakteri terhadap _S. aureus _dan _E. coli_ dengan rata-rata diameter zona hambat masing-masing 7,9 mm dan 11,4 mm. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sumathy _et al_., (2011) menunjukkan bahwa jantung pisang memiliki potensi sebagai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri _S.aureus_ dan _E.coli_ dengan diameter zona hambat berturut-turut sebesar 22 mm dan 12 mm pada konsentrasi 100 mg/ml. Berdasarkan penelitian Babu _et al_., (2012) diketahui bahwa kandungan senyawa antimikroba seperti fenol, polifenol dan alkaloid yang terdapat pada beberapa varietas tanaman pisang ternyata tidak jauh berbeda. Penghambatan yang ditunjukkan oleh kulit pisang dan pisang kepok kuning (_Musa paradisiacal_) terhadap beberapa bakteri patogen salah satunya _E.coli_ membuat adanya dugaan bahwa kulit pisang dan jantung pisang muli (_Musa acuminata_) dapat digunakan untuk menghambat cemaran bakteri _E.coli_. Berdasarkan kerangka diatas, akan dilakukan penelitian penghambatan mikroba menggunakan antimikroba alami dari kulit buah dan jantung pisang muli (_Musa acuminata_) dengan konsnetrasi yang berbeda.1.4 HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Esktrak kulit dan jantung pisang muli memiliki daya hambat sebagai antimikroba alami dalam menurunkan cemaran _Escherichiacoli_.
2. Terdapat konsentrasi terbaik ekstrak kulit dan jantung pisang muli sebagai antimikroba alami untuk menurunkan cemaran_Escherichia coli_.
3. Esktrak kulit dan jantung pisang muli sebagai antimikroba alami berpengaruh terhadap penurunan cemaran_ Escherichia coli_ pada daging ayam. II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 DAGING AYAM
2.1.1 KARAKTERISTIK DAGING AYAM Ayam (_Gallus domesticus_) memiliki beberapa klasifikasi, diantaranya adalah ayam ras (ayam negeri), ayam kampung dan ayam hutan. Ayam kampung menghasilkan daging yang lebih enak daripada ayam negeri. Hal ini karena kemampuan genetis yang membedakan antara kedua jenis ayam ini (Rashaf, 2000). Kedudukan ayam dalam sistematika (taksonomi) hewan dapat dikelompokkan sebagai berikut (Suprijatna _et al_., 2005) : Filum : _Chordata_ Sub filum : _Vertebrata_ Kelas : _Aves_ Sub kelas : _Neornithes_ Ordo : _Galliformes_ Genus : _Gallus_ Spesies : _Gallus domesticus_ Daging secara umum didefinisikan sebagai semua jaringan hewan yang dikonsumsi namun tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya (Soeparno, 1994). Daging ayam adalah produk dari peternakan unggas yang sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Permintaan konsumen terhadap daging ayam dan juga produk olahan semakin tinggi karena harganya yang terjangkau, kandungan lemak yang rendah, serta tidak membutuhkan waktu yang panjang untuk pengolahannya. Menurut BSN (2009) dalam SNI 3924:2009, daging ayam adalah otot skeletal dari karkas ayam yang aman, layak, dan lazim dikonsumsi manusia. Karkas ayam adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong dikurangi kepala, kaki, darah, bulu serta organ dalam. Persentase bagian yang dipisahkan sebelum menjadi karkas adalah hati dan jantung 1.50%, tembolok 1.50%, paru-paru 0.90%, usus 8%, leher atau kepala 5.60%, darah 3.50%, kaki 3.90%, bulu 6%, karkas 60.10%, serta air 9%. Bobot karkas yang telah dipisahkan dari bulu, kaki, leher atau kepala, organ dalam, ekor (kelenjar minyak), yaitu sekitar 75% dari bobot hidup ayam (Abubakar, 2003). Kualifikasi karkas ayam didasarkan atas tingkat keempukan dagingnya. Ayam berdaging empuk, yaitu ayam yang daging karkasnya lunak, lentur, dan kulitnya bertekstur halus. Ayam dengan keempukan daging keras umumnya mempunyai umur yang relatif tua dan kulitnya kasar. Kelas ini meliputi _stag_, ayam jantan berumur kurang dari 10 bulan (Soeparno, 1994). Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3924-2009 tentang Mutu Karkas dan Daging Ayam, kualitas karkas yang baik (mutu I) adalah yang konformasinya sempurna, perdagingan tebal, perlemakan banyak, keutuhan cukup baik dan sempurna, serta bebas dari memar dan bulu jarum. Karkas dibedakan menjadi tiga, yaitu karkas segar, karkas segar dingin, dan karkas beku. Karkas segar adalah karkas yang diperoleh tidak lebih dari 4 jam setelah proses pemotongan dan tidak mengalami perlakuan lebih lanjut. Karkas segar dingin adalah karkas segar yang didinginkan setelah proses pemotongan sehingga temperatur bagian dalam daging (_internal temperature_) antara 0 °C dan 4 °C. Karkas beku adalah karkas segar yang telah mengalami proses pembekuan di dalam _blast freezer _dengan temperatur bagian dalam daging minimum -12 °C. Daging ayam merupakan bahan makanan yang mengandung gizi tinggi, memiliki rasa dan aroma yang enak, tekstur yang lunak, serta harga yang relative murah. Berdasarkan alasan tersebut, daging ayam lebih banyak diminati oleh masyarakat jika dibandingkan dengan daging sapi. Struktur daging ayam sama halnya seperti daging hewan lainnya, sangat kompleks dan sangat luas. Lemak pada daging ayam banyak ditemukan di bawah kulit. Kandungan asam lemak tidak jenuhnya juga lebih besar daripada daging hewan lainnya. Komposisi daging ayam memiliki protein yang sangat tinggi khususnya bagian dada yaitu 23.3%, kandungan air 74.4%, lemak 1.2%, dan abu sebesar 1.1%. Nilai pH juga berpengaruh pada kualitas daging ayam, yaitu terhadap warna, keempukan, dan daya ikat air. Nilai pH daging ayam setelah 24 jam (pasca mati) adalah 5.5-5.9 (Lukman _et al_., 2009). Daging ayam tidak boleh berada dalam suhu ruang (25°) lebih dari 3 jam karena daging ayam mengandung kadar air dan protein yang sangat tinggi sehingga dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Daging yang segar dapat disimpan dalam kulkas. Menurut Departemen Kesehatan RI (1996), ayam segar yang biasa digunakan untuk pengolahan terdiri dari tiga, yaitu: - ayam segar biasa (segera dimasak, hanya tahan 4 - 6 jam setelahdipotong)
- ayam segar dingin (tahan 24 jam, dimasukkan dalam lemari es) - ayam segar beku (tahan untuk beberapa hari jika disimpan dalam kondisi yang tepat, 24°C dibawah nol. Daging ayam yang akan dikonsumsi haruslah memiliki kondisi yang baik. Ciri-ciri daging ayam segar untuk dikonsumsi manusia antara lain : 1. Daging ayam yang segar baunya khas aroma daging ayam, tidak anyir, amis dan tidak bau bangkai sedangkan daging ayam yang tidak segar baunya anyir. Daging ayam yang diberi bahan kimia pengawet berbahaya biasanya tidak ada baunya (tidak ada bau khasdaging ayam segar).
2. Daging ayam yang segar memiliki penampilan warna kulit putih mengkilat tanpa memar dan bersih dari bulu jarum dan bulu halus. Ayam yang tidak segar terlihat pada kulitnya ada bercak-bercak merah yang lama-lama bisa berubah jadi kebiruan serta ada bekas bulu-bulu jarum dan halus yang tersisa di kulit ayam. 3. Daging ayam segar pada bagian kepala dan leher tidak terlihat pembuluh darah di tubuhnya, tidak mengeluarkan darah lagi dan bekas sembelih di leher besar, tidak rata potongannya dan terlihat pucat. Sedangkan ayam yang kurang segar terlihat mengeluarkan darah dari bagian kepala atau leher, bekas potongan sembelih bentuknya kecil dan rata, serta terlihat darah di pembuluh darah leher ayam. 4. Secara umum ayam yang masih segar terlihat bersih dari kotoran dan secara fisik terlihat sempurna tidak cacat bentuk tubuh ayamnya. Sedangkan ayam yang tidak segar terlihat serabut otot yang kemerah-merahan, biru atau hitam. Selain itu warna bagian dalam karkas atau daging ayam berwarna merah serta otot pada dada dan paha ayam terasa lembek jika ditekan dengan jari. 2.1.2 ASPEK MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM Peran mikroorganisme dalam pangan dapat bersifat menguntungkan maupun merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan berperan sebagai mikroorganisme fermentatif pada makanan. Mikroorganisme yang merugikan berperan sebagai penyebab penyakit melalui pangan ke manusia atau yang disebut _foodborne disease._ Mikroorganisme yang mengkontaminasi bahan pangan dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan tersebut. Kerusakan daging ayam secara biologis banyak diakibatkan oleh adanya pertumbuhan mikroorganisme yang berasal dari ternak, pencemaran dari lingkungan baik pada saat proses pemotongan, penyimpanan, maupun pemasaran. Pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor suhu penyimpanan, waktu, tersedianya oksigen, dan kadar air pada daging (Rahardjo dan Santoso, 2005). Kualitas daging ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Pada waktu hewan hidup faktor penentu kualitas daging adalah cara pemeliharaan, meliputi pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan, sedangkan setelah hewan dipotong kualitas daging dipengaruhi oleh perdarahan pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi mikroba (Murtidjo, 2003). Daging ayam harus memenuhi kualitas mikrobiologis yang telah ditetapkan oleh SNI 7388 (2009) dengan ambang batas cemaran total mikroba maksimal 106 CFU/g. Kontaminasi awal bakteri pada daging ayam diakibatkan dari mikroorganisme yang masuk ke pembuluh darah bila pisau yang digunakan untuk penyembelihan tidak steril. Kontaminasi pada permukaan daging ayam dapat terjadi selama penyembelihan, pemrosesan, penyimpanan, dan distribusi atau pengangkutan daging. Menurut Jay _et al_. (2005), banyaknya kejadian kontaminasi bakteri pada daging ayam terjadi pada saat pemotongan, pengepakan, pendistribusian dan pengolahan produk asal hewan. Kontaminasi juga dapat terjadi akibat sanitasi yang kurang baik di peternakan, tempat pemotongan maupun tempat pengolahan daging ayam. Pemakaian air dari sanitasi yang kurang baik dalam proses pemotongan, pengolahan, dan penyimpanan dapat meningkatkan jumlah cemaran mikroba di dalam daging ayam. Pada umumnya sanitasi yang terdapat di rumah-rumah potong belum memenuhi persyaratan kesehatan daging sesuai standar yang telah ditetapkan. Keadaan ini menyebabkan mikroorganisme awal pada daging sudah tinggi. Selain itu penyimpanan daging di rumah potong dan di pasar-pasar umumnya belum menggunakan alat pendingin, di mana daging hanya dibiarkan terbuka tanpa dikemas dalam temperatur kamar. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan perkembangbiakan mikroorganisme semakin meningkat yang mengakibatkan kerusakan atau pembusukan daging dalam waktu singkat (Susanto, 2014). Mikroba penyebab pembusukan daging unggas yang disimpan pada lemari es untuk karkas unggas antara lain: _Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas putida, Acinetobacter, _dan _Moraxella_ (Lukman, 2010). Mikroba patogen yang biasanya mencemari daging antara lain: _E. Coli, Salmonella sp. _dan _Stahpylococcus sp. _yang merupakan kontaminan utama pada daging sapi dan unggas segar (Usmiati, 2010). Persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada daging ayam menurut SNI 01-7388-2009 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikrobapada
daging ayam
Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum Cemaran Mikroba (cfu/g) Daging Ayam Segar/ Beku Daging Ayam Tanpa Tulang a. Jumlah total kuman (_Total Plate Count_)1x106
1x106
b. _Coliform _1x102
1x102
c. _Echerichia coli_1x101
1x101
d. _Enterococci_1x102
1x102
e. _Staphylococcus aureus_1x102
1x102
f. _Clostridium sp._0
0
g. _Salmonella sp._0
0
h. _Camphylobacter sp._0
0
i. _Listeria sp. _0
0
Sumber: SNI 01-7388-2009 2.2 _ESCHERICHIA COLI_ _Escherichia coli _merupakan mikroba yang termasuk dalam kelompok _Enterobacteriaceae_. Karakteristik bakteri ini adalah batang pendek (0.5-1.0x1.0-3.0 µm), motil (adanya flagela yang merata di seluruh permukaan sel), bersifat Gram negatif, anaerobik fakultatif, oksidase negatif, katalase positif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasikan glukosa (Pelczar dan Chan, 2007). _Escherichia coli _merupakan bakteri Gram negatif yang dapat tumbuh dengan baik pada makanan. _E. coli _dapat tumbuh pada suhu rendah (-2 °C) dan suhu tinggi (50 °C). Bakteri ini tumbuh sangat lambat di dalam makanan pada suhu 5 °C. Namun, ada laporan yang menyatakan bahwa bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada suhu 3-6 °C. _E. coli _juga dapat tumbuh dengan baik pada media yang mengandung karbon organik (glukosa), sumber nitrogen (NH4)2SO4, dan mineral lainnya. Bakteri ini dapat ditumbuhkan atau dikultur pada media _nutrient_ _agar_. Dalam waktu 12-16 jam dengan suhu 37 °C, bakteri ini dapat membentuk koloni pada _nutrient agar _(Jay _et al_.,_ _2005). _Escherichia coli _merupakan mikroorganisme indikator yang paling spesifik untuk menilai cemaran fekal dan merupakan golongan _Coliform _yang paling sering ditemukan pada karkas unggas (Mead, 2003). Bakteri _Escherichia coli _pada daging ayam dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu patogen dan non-patogen. Golongan non-patogen dapat menyebabkan pembusukan pada pangan asal hewan, sedangkan golongan pathogen dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Toksin dari _E. coli _patogen yang dapat dijumpai pada daging ayam adalah _verocytotoxin E. coli _(VTEC), yang dapat menyebabkan diare dan _hemorrhagic colitis _dan kadang-kadang menyebabkan _hemolytic uremic syndrome _(HUS) pada manusia. Salah satu VTEC penyebab wabah penyakit yang ditularkan melalui makanan yang utama adalah serogrup O157:H7 (Cox, 2005). Gambar bakteri _Echerichia coli_ dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Bentuk bakteri _Echerichia coli _pada mikroskop elektron Sumber: Stevens (2009), dalam Marliena (2016). Bakteri _Echerichia coli _dapat tumbuh pada suhu optimum 37°C, dengan nilai pH maksimum 8,5. Bakteri _E. coli_ merupakan bakteri yang relatif sensitif terhadap panas sehingga akan mati atau inaktif pada suhu pasteurisasi atau selama pemasakan makanan (Maloha, 2002). Bakteri ini memiliki tiga antigen diantaranya adalah antigen O (somatik), antigen H (flagella), dan antigen K (kapsula) (Winn _et al_., 2006). Menurut Ismail (2011), _E.coli_ memiliki sifat biokimia, dimana kuman ini mampu meragikan glukosa, laktosa, sukrosa, manitol, dan maltosa dengan membentuk asam dan gas sehingga pada media _Mac Conkey,_ dan media _eosine methylene blue_ koloni yang terbentuk berwarna merah muda sampai merah tua dengan kilatan logam yang spesifik, dan menampilkan permukaan yang halus. Pada uji _indol_ dan _methyl red _bakteri ini menunujukan hasil positif sedangkan pada uji_ voges proskauer _menunjukan hasil negatif. Bakteri ini tidak menghidrolisa urea dan_ _tidak membentuk H2S (Maloha, 2002). _Eschericchia coli _terdapat secara normal dalam alat-alat pencernaan manusia dan hewan. Bakteri _E. coli_ merupakan bakteri yang bersifat fakultatif anaerob dan memiliki tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling banyak di bawah keadaan anaerob, namun beberapa _E. coli_ juga dapat tumbuh dengan baik pada suasana aerob. Suhu yang baik untuk menumbuhkan _E. coli_ yaitu pada suhu optimal 37°C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber nitrogen dan karbon (Melliawati, 2009). Bakteri _E. coli_ biasanya berada di dapur dan tempat-tempat persiapan bahan pangan melalui bahan baku dan selanjutnya masuk ke makanan yang telah dimasak melalui tangan, permukaan alat-alat dan peralatan lain. Bakteri _E. coli_ dalam beberapa jam setelah kelahirannya dapat membentuk koloni pada saluran pencernaan manusia maupun hewan. Masa inkubasi adalah 1-3 hari dan gejala-gejalanya menyerupai gejala-gejala keracuanan bahan pangan yang tercemar oleh _Salmonella _atau disentri (Buckle _et a_l., 2007). Faktor utama pembentukan koloni ini ialah mikroflora dalam tubuh masih sedikit, rendahnya kekebalan tubuh, faktor stres, pakan, dan infeksi agen patogen lain. Kebanyakan _E. coli_ memiliki virulensi atau kemampuan untuk menimbulkan penyakit yang rendah dan bersifat oportunis (Songer & Post, 2005). _Echerechia coli _keluar dari tubuh bersama tinja dalam jumlah besar serta mampu bertahan_ _sampai beberapa minggu. Kelangsungan hidup dan replikasi _E. coli_ di lingkungan membentuk koliform. _E.coli_ tidak tahan terhadap keadaan kering atau desinfektan biasa dan bakteri ini akan mati pada suhu 600 C selama 30menit.
Berdasarkan persyaratan mikrobiologi _E. coli_ dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan karena keberadaan bakteri _E. coli_ dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi terjadinya kontaminasi tinja manusia. Adanya _E. coli _menunjukkan suatu tanda praktek sanitasi yang tidak baik karena_ E. coli _bisa berpindah dengan kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan, air, susu dan produk-produk lainnya. Bahan makanan yang sering terkontaminasi oleh _E. coli _diantaranya ialah, daging ayam, daging sapi, daging babi selama penyembelihan, ikan dan makanan-makanan hasil laut lainnya, telur dan produk olahannya, sayuran, buah-buahan, sari buah, serta bahan minuman seperti susu dan lainnya. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit seperti diare, infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi yang baru lahir dan infeksi luka (Karsinah _et al_., 1994). Berdasarkan sifat dan karakteristik virulensinya, _Escherichia coli _diklasifikasikan menjadi lima kelompok (Jawetz _et al_., 1995)yaitu:__
1. _Enteroinvasive E. coli _(EIEC) Menyebabkan penyakit yang mirip dengan shigellosis dengan menyerang sel epitel mukosa usus. 2. _Enteroagregative E. coli _(EAEC) Menyebabkan diare yang akut dan kronis (dalam jangka waktu lebih dari 14 hari) dengan cara melekat pada mukosa intestinal, menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin, sehingga terjadi kerusakan mukosa, pengeluran sejumlah besar mukus, dan terjadi diare. 3. _Enteropathogenic E. coli _(EPEC) Merupakan penyebab penting diare pada bayi, khususnya di Negara berkembang. Bakteri ini melekat pada usus kecil. Infeksi EPEC dapat mengakibatkan diare cair yang sulit diatasi dan kronis. 4. _Enterotoxigenic E. coli _(ETEC) Beberapa strain ETEC memproduksi eksotoksin yang sifatnya labil terhadap panas (LT) dan toksin yang stabil terhadap panas (ST). Infeksi ETEC dapat mengakibatkan gejala sakit perut, kadang disertai demam, muntah, dan pada feses ditemukan darah. 5. _Enterohemorrhagic E. coli _(EHEC) Serotipe _E. coli _yang memproduksi verotoksin yaitu EHEC O157:H7. EHEC memproduksi toksin yang sifatnya hampir sama dengan toksin Shiga yang diproduksi oleh strain _Shigella dysenteriae_. Verotoksin yang dihasilkan menghancurkan dinding mukosa menyebabkan pendarahan.2.3 ANTIMIKROBA
Antimikroba merupakan substansi (zat-zat) kimia yang berasal dari berbagai macam mikroorganisme dalam konsentrasi rendah, namun mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibakteri adalah obat pembasmi mikroba terutama mikroba yang merugikan manusia (Hanief,2011).
2.3.1 MEKANISME KERJA ANTIMIKROBA Mekanisme kerja antimikroba ada yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba yang dikenal dengan aktivitas bakteriostatik dan ada yang membunuh mikroba yang dikenal dengan aktivitas bakterisida. Antimikroba memiliki aktivitas tertentu dan dapat meningkat dari aktivitas bakteriostatik menjadi aktivitas bakterisida bila kadar antimikroba meningkat (Ganiswarna, 1995). Terdapat beberapa mekanisme kerja antimikroba, antara lain: a. Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida. Dinding sel ini menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri, sehingga mampu mencegah gangguan dalam sintesisnya. Antibiotika yang dapat menghambat reaksi dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin, fosfomisin, sikloserin, ristosetin, vankomisin dan basitrasin. b. Antimikroba yang merusak membran sel Beberapa antibiotika mampu merusak kehidupan sel mikroorganisme. Membrane sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi antara lingkungan luar dan dalam sel. Obat seperti polimiksin merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan sangat toksik. c. Antimikroba yang menggangu fungsi DNA Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya. Antimikroba yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam nalidiksat. d. Antimikroba yang menghambat sintesis protein Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Terdapat dua hasil akhir dari proses sintesis protein, yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang _DNA-dependent_, dan translasi atau sintesis protein yang _RNA-dependent_. Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin, aminoglikosida, tetrasiklin, dan kloramfenikol. 2.3.2 METODE UJI ANTIMIKROBA Potensi dari suatu antimikroba diperkirakan dengan membandingkan zona hambat pertumbuhan terhadap mikroorganisme yang sensitif dari hasil penghambatan suatu konsentrasi larutan uji dibandingkan dengan antibiotik. Uji antimikroba dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode difusi dan metode dilusi. Pada metode difusi termasuk didalamnya metode _disk diffusion _(tes Kirby & Baur), _E-test_, _ditch-plate technique, cup-plate technique_. Sedangkan pada metode dilusi termasuk didalamnya metode dilusi cair dan dilusi padat (Pratiwi, 2008). Pada metode difusi, dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa antimikroba yang terkandung dalam ekstrak. Metode difusi merupakan metode yang paling umum digunakan, diantaranya yaitu: 1. Metode _disk diffusion_ Metode _disk diffusion _(tes Kirby & Baur) menggunakan piringan yang berisi agen antimikroba, kemudian diletakkan pada media agar yang sebelumnya telah ditanami mikroorganisme sehingga agen antimikroba dapat berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media agar. Dari hasil yang ditunjukan, dilakukan pengukuran menggunakan jangka sorong. Semakin besar zona hambat yang dihasilkan, semakin besar pula aktivitas suatu zat antimikroba. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri oleh Suryawiria (1978) dalam Pradana (2013) disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri Diameter Zona Hambat Respon Hambatan Pertumbuhan>20 mm
Sangat kuat
10-20 mm
Kuat
5-10 mm
Sedang
<5 mm
Lemah
2. Metode _E-test _ Metode _E-test _digunakan untuk mengestimasi Kadar Hambat Minimum (KHM), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar terendah sampai tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkan yang menunjukan kadar agen antimikroba yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media agar. 3. _Ditch-plate technique_. Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakka pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan mikroba uji (maksimum 6 macam) digoreskan kearah parit yang berisi agen antimikroba tersebut. 4. _Cup-plate technique_. Metode ini serupa dengan disk diffusion, dimana dibuat sumur pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen antimikroba yang akan diuji. Pada metode ini, media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri kemudian dibuat sebidang parit. Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri. Setelah itu, dilakukan pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yangterbentuk.
2.4 PENGEKSTRAKAN Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Soesilo, 1995). Ekstraksi adalah pemisahan bahan aktif dari jaringan tumbuhan ataupun hewan menggunakan pelarut yang sesuai melalui prosedur yang telah ditetapkan (Tiwari _et al_., 2011). Selama proses ekstraksi, pelarut akan berdifusi sampai ke material padat dari tumbuhan dan akan melarutkan senyawa dengan polaritas yang sesuai dengan pelarutnya. Efektifitas ekstraksi senyawa kimia dari tumbuhan bergantung pada bahan-bahan tumbuhan yang diperoleh, keaslian dari tumbuhan yang digunakan, proses ekstraksi, dan ukuran partikel (Tiwari_et al_., 2011).
Macam-macam perbedaan metode ekstraksi yang akan mempengaruhi kuantitas dan kandungan metabolit sekunder dari ekstrak, antara lain: tipe ekstraksi, waktu ekstraksi, suhu ekstraksi, konsentrasi pelarut, dan polaritas pelarut (Tiwari _et al_., 2011). Ada beberapa metode yang sering digunakan dalam ekstraksi diantaranya: maserasi, infusa, digesti, dekoksi, perkolasi, soxhlet, ekstraksi aqueous alkoholik yang difermentasi, ekstraksi counter-current, sonikasi (ekstraksi ultrasound), supercritical fluid extraction, dan lain sebagainya(Hastari, 2012).
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar (Ditjen POM, 2000). Keuntungan ekstraksi dengan cara maserasi adalah pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana, sedangkan kerugiannya yaitu cara pengerjaannya yang lama, membutuhkan pelarut yang banyak dan penyarian kurang sempurna. Dalam maserasi (untuk ekstrak cairan), serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat yang kontak dengan pelarut disimpan dalam wadah tertutup untuk periode tertentu dengan pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini paling cocok digunakan untuk senyawa yang termolabil (Tiwari _et al_., 2011). 2.5 TANAMAN PISANG MULI Pisang merupakan salah satu buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Sebagai salah satu negara produsen pisang dunia dan terbesar di Asia, disertai dengan manfaat pisang yang beragam membuat banyak masyarakat Indonesia mengolah dan memproduksi pisang (Suyanti dan Supriyadi, 2008). Tanaman pisang merupakan suatu tumbuhan yang dari akar hingga daunnya dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Pisang muli merupakan salah satu jenis pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang (Suyanti dan Supriyadi, 2008). Menurut Tjitrosoepomo (1985), klasifikasi pisang muli adalah sebagaiberikut :
Kerajaan : Plantae
Divisio : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : MonocotyledoneOrdo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : _Musa acuminata Linn_ Gambar 2. Pisang Muli (_Musa acuminata_) Sumber: Firda (2015) 2.5.1 KULIT PISANG Menurut Suyanti dan Supriyadi (2007 ), tanaman pisang memang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup manusia dan dikenal sebagai tanaman yang multiguna karena selain buahnya, bagian yang lain pun dapat dimanfaatkan, mulai dari bonggol hingga daunnya. Selain untuk pakan ternak, kulit buah pisang juga dapat dijadikan sebagai bahan campuran crem anti nyamuk. Kulit buah pisang juga dapat diekstrak untuk dibuat pektin. Manfaat lainnya dapat dijadikan sebagai pembunuh larva serangga, yakni dengan sedikit menambahkan urea dan pemberian bakteri. Berdasarkan hasil temuan dari Taiwan, diketahui bahwa kulit pisang yang mengandung vitamin B6 dan serotonin dapat diekstraksi dan dimanfaatkan untuk kesehatan mata (menjaga retina mata dari kerusakan akibat cahaya yang lebih). Dari pemanfaatan buah pisang dapat menyebabkan permasalahan limbah pisang, terutama kulitnya, dimana 40% dari total berat buah pisang merupakan kulitnya yang umumnya belum dapat dimanfaatkan secara optimal (Nagarajaiah dan Prakash, 2011). Kulit buah memiliki kandungan non-nutrisi, termasuk polifenol dan flavonoid (Lee _et al_., 2010). Polifenol merupakan sumber potensial antioksidan dan antimikroba terhadap sejumlah besar bakteri patogen, dan agen potensial untuk mencegah penyakit (Karou _et al_., 2005). Kulit pisang memiliki kadar senyawa fenolik yang jauh lebih tinggi daripada yang terkandung pada daging buahnya (Humairani, 2007). Kulit buah pisang yang berwarna kuning kaya akan senyawa flavonoid, serta mengandung senyawa fenolik lainnya (Lee _et al_., 2010). Komposisi antioksidan dan anti-nutrien dari kulit pisang (per 100 g) antara lain adalah: karoten, β-karoten, vitamin C, tannin, oksalat, asam fitat, serat diet tidak larut, dan serat diet larut (Nagarajaiah dan Prakash, 2011). Pada kulit pisang juga terdapat selulosa, hemiselulosa, arinin, asam aspartat, treonin (Imam dan Akter, 2011). Kulit pisang yang dibuang sebagai limbah, ternyata kaya akan komponen bioaktif yang dianggap memiliki efek pada kesehatan yang menguntungkan (Chandra _et al_., 2010). Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh National Cancer Institute, ekstrak kulit pisang tidak toksik terhadap sel manusia normal, sehingga dapat dengan aman digunakan (Lee _etal_., 2010).
2.5.2 JANTUNG PISANG Bunga pisang disebut juga jantung pisang karena bentuknya menyerupai jantung. Bunga pisang tergolong berkelamin satu, yakni berumah satu dalam satu tandan. Daun penumpu bunga biasanya berjejal rapat dan tersusun secara spiral. Daun pelindung yang berwarna merah tua, berlilin, dan mudah rontok berukuran panjang 10-25 cm. Bunga tersebut tersusun dalam dua baris melintang, yakni bunga betina berada di bawah bunga jantan (jika ada). Lima daun bunga melekat sampai tinggi dengan panjang 6-7 cm. Benang dari yang berjumlah lima buah pada bunga terbentuk tidak sempurna. Pada bunga betina terdapat bakal buah yang berbentuk persegi, sedangkan pada bunga jantan tidak terdapat bakal buah (Suyanti & Supriyadi, 2008). Jantung pisang merupakan bunga pisang berwarna merah keunguan yang biasanya banyak dimanfaatkan untuk membuat sayur. Selain dibuat sayur, bunga pisang dapat pula diolah menjadi manisan dan acar. Jantung pisang mengandung gizi cukup tinggi yaitu protein, vitamin, lemak, dan karbohidrat (Suyanti dan Supriyadi, 2008). Organ jantung pisang memiliki kandungan senyawa aktif (metabolit sekunder) yaitu alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, dan total fenol (Mahmood _et al._, 2011). III. BAHAN DAN METODE 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian, dan Laboratorium Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, pada bulan Desember 2016 s.d. Maret2017.
3.2 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kulit pisang dan jantung pisang muli, daging ayam, alkohol 70%, etanol 96%, akuades, alumunium foil, kapas, kertas wattman, H2SO4, BaCl2, NaCl fisiologis, kultur _E.coli_, _Mac Conkey_ Agar (Oxoid), Nutrient Agar (Oxoid), Buffer Pepton Water (Oxoid), dan Nutrient Broth (Merck). Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan analitik, loyang, oven, _vacuum rotary evaporator_, hotplate, _shaker waterbath_, _laminar air flow_, cawan petri (Normax), ose, tabung reaksi, rak tabung reaksi, vortex, bunsen, autoklaf, inkubator, mikropipet,_ _pipet tetes, jangka sorong, Erlenmeyer (Pyrex), Beaker glass, gelas ukur, pinset, dan spatula. 3.3 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui dua tahap secara terpisah. Penelitian pertama mencari konsentrasi terbaik ekstrak antimikroba pada kulit pisang muli. Penelitian kedua mencari konsentrasi terbaik ekstrak antimikroba pada jantung pisang muli. Masing-masing percobaan menggunakan faktor tunggal dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) sebanyak enam kali ulangan. Data yang didapat dari hasil pengamatan dianalisis kesamaan ragam dengan Uji Bartlett untuk mengetahui kehomogenan data antar ulangan, dan kemenambahan data dianalisis dengan uji Tuckey. Setelah data tersebut homogen, kemudian data dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan ragam penduga galat dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar perlakuan. Data dianalisis lebih lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) padataraf 5%.
Pada penelitian pertama menggunakan ekstrak kulit pisang dengan lima taraf konsentrasi yaitu K1 (20%), K2 (40%), K3 (60%), K4 (80%), dan K5 (100%). Penelitian kedua menggunakan ekstrak jantung pisang terdiri dari lima taraf konsentrasi yaitu J1 (20%), J2 (40%), J3 (60%), J4 (80%), dan J5 (100%). Sediaan ekstrak 100% dibuat dari 10 ml ekstrak kental, konsentrasi 80 % (v/v) dibuat dari 8 ml ekstrak ditambah 2 ml aquades, konsentrasi 60 % (v/v) diperoleh dari 6 ml ekstrak ditambah 4 ml aquades, konsentrasi 40 % (v/v) diperoleh dari 4 ml ekstrak ditambah 6 ml aquades, konsentrasi 20 % (v/v) diperoleh dari 2 ml ekstrak ditambah 8 ml aquades, dan kontrol (negatif) digunakan aquadessebanyak 10 ml.
3.4 PELAKSANAAN PENELITIAN 3.4.1 PREPARASI SAMPEL Sampel daging ayam diperoleh dari Pasar Koga Bandar Lampung dan diambil secara acak. Kultur bakteri _Echerichia coli_ diperoleh dari koleksi Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Lampung. Sementara sampel kulit buah dan jantung pisang muli diperoleh dari Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Sampel kulit buah pisang muli dipilih yang sudah matang sempurna atau sudah menguning kulitnya. Sampel kulit pisang dan jantung pisang masing-masing sebanyak ±7 kg dicuci bersih (terlihat secara fisik), kemudian dikeringkan dengan diangin-anginkan sampai tiris airnya. Setelah itu dipotong kecil-kecil dengan ketebalan ± 0,5 cm x 0,5 cm kemudian ditimbang beratnya. Berat awal masing-masing sampel yang sudah di potong adalah ±6 kg. Sampel dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung selama 24 jam. Kemudian dilanjutkan pengeringan dengan _oven blower _pada suhu 50°C sampai kadar airnya stabil (kurang dari 10%) selama 48 jam. Setelah itu simplisia digiling menggunakan blender hingga terbentuk serbuk. Serbuk hasil pengeringan sudah siap untuk dimaserasi. 3.4.2 PEMBUATAN EKSTRAK Ekstraksi kulit pisang dan jantung pisang muli dilakukan secara maserasi, yaitu serbuk kulit dan jantung pisang muli direndam dengan pelarut etanol 96% sebanyak 2 liter di dalam botol maserasi yang tertutup rapat dan dibiarkan selama 24 jam pada temperatur kamar, terlindung dari sinar matahari langsung sambil sesekali diaduk, kemudian disaring sehingga diperoleh filtrat dan ditampung dalam wadah penampungan (botol maserasi). Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan _rotary evaporator_ pada suhu 50 °C hingga diperoleh ekstrak kental kulit pisang dan jantung pisang muli. Ekstrak kulit pisang dan jantung pisang muli yang diperoleh masing-masing diukur derajat keasamaan (pH) menggunakan alat pH meter, serta uji organoleptik meliputi warna, aroma, dan kekentalan. Diagram alir ekstraksi kulit pisang disajikan pada Gambar 3 dan ekstraksi jantung pisang disajikan pada Gambar 4.Kulit pisang muli
Dicuci
Air
Air + kotoran
Dipotong kecil-kecil (0,5x0,5cm) Dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung (t=24 jam) Dimaserasi, t = 24 jam.Etanol 96 %
(2 L)
Maserat
Diuapkan dengan _rotary evaporator_ (50°C)Etanol
Dikeringkan dalam oven (T=50°C, t=2 hari)Serbuk
Ditimbang 500 g
Digiling dengan blender Ekstrak kental kulit pisang muli Gambar 3. Diagram alir ekstraksi kulit pisang, dimodifikasi dariNingsih _et al_.,
(2013)__
Jantung pisang muli
Dicuci
Air
Air + kotoran
Dipotong kecil-kecil (0,5x0,5cm) Dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung (t=24 jam) Dimaserasi, t = 24 jam.Etanol 96 %
(2 L)
Maserat
Diuapkan dengan _rotary evaporator_ (50°C)Etanol
Dikeringkan dalam oven (T=50°C, t=2 hari)Serbuk
Ditimbang 500 g
Digiling dengan blender Ekstrak kental jantung pisang muli Gambar 4. Diagram alir ekstraksi jantung pisang, dimodifikasi dariNingsih _et al_.,
(2013)
3.4.3 PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI UJI 1. Peremajaan bakteri uji Peremajaan bakteri _E.coli_ dilakukan dalam tiga tahap, yaitu peremajaan menggunakan media _Nutrient Broth_, media _Mac Conkey Agar_, dan media _Nutrient Agar_ miring. Pertama, bakteri _Echerichia coli _murni sebanyak 2 ose_ _ditumbuhkan pada media _Nutrient Broth_ (NB) kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator pada suhu 37°C. Peremajaan kedua dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 1 ml bakteri uji dari biakan NB dan ditanam pada media _Mac Conkey Agar_ (MCA) dengan metode _pour plate _dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Selanjutnya diambil sebanyak 2 ose dari biakan MCA dan digores pada medium _Nutrient Agar _(NA) permukaan agar miring kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. 2. Pembuatan standar turbiditas 0,5 Mc Farland (Sutton,2011)
Sebanyak 9,95 ml H2SO4 1% dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambah 0,05 ml BaCl2 1% kemudian dihomognekan dengan vortex. Apabila kekeruhan suspensi bakteri uji adalah sama dengan kekeruhan suspensi standart, berarti konsentrasi suspens bakteri adalah 1,5 x 108 CFU/ml. 3. Pembuatan suspense bakteri Koloni bakteri _E.coli_ yang sudah diremajakan pada biakan NA umur 24 jam diambil sebanyak 2 ose kemudian disuspensikan dalam 2 ml NaCl fisiologis 0,9% dalam tabung reaksi steril dan dihomogenkan dengan vortex selama 15 detik. Kekeruhan yang diperoleh kemudian dibandingkan secara visual dengan standar 0,5 Mc Farland. Kekeruhan dilihat dan dibandingkan dengan latar belakang kertas hitam putih bergaris. Jika suspensi bakteri uji terlalu keruh, maka dilakukan penambahan larutan NaCl fisiologis 0,9%. Jika suspensi bakteri uji kurang keruh, maka ditambahkan beberapa ose bakteri yang sudah diremajakan. Suspensi bakteri uji yang kekeruhannya sudah sama dengan standar 0,5 Mc Farland kemudian digunakan untuk uji aktivitas antimikroba. 3.4.4 UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA 1. Pembuatan konsentrasi ekstrak Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 100%, 80%, 60%, 40%, dan 20%. Sediaan ekstrak 100% dibuat dari 10 ml ekstrak kental, konsentrasi 80 % (v/v) dibuat dari 8 ml ekstrak ditambah 2 ml aquades, konsentrasi 60 % (v/v) diperoleh dari 6 ml ekstrak ditambah 4 ml aquades, konsentrasi 40 % (v/v) diperoleh dari 4 ml ekstrak ditambah 6 ml aquades, konsentrasi 20 % (v/v) diperoleh dari 2 ml ekstrak ditambah 8 ml aquades, dan kontrol (negatif) digunakan aquadessebanyak 10 ml.
2. Proses uji antimikroba Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode Difusi Kertas Cakram dan hasil uji antibakteri didasarkan pada pengukuran Diameter Daerah Hambat (DDH) pertumbuhan bakteri yang terbentuk di sekeliling kertas cakram. Untuk mengetahui pengaruh pelarut etanol dalam hambatan bakteri _E.coli_ dilakukan uji daya hambat etanol, dan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit dan jantung pisang muli dalam hambatan bakteri _E.coli_ dilakukan uji daya hambat ekstrak. a. Uji daya hambat etanol Suspensi bakteri uji diambil sebanyak 100 μL dituang secara merata pada medium _Nutrient Agar _(NA) menggunakan metode _spread_ _plate. _Ditunggu beberapa saat sampai mengering, lalu diletakkan kertas cakram yang telah dijenuhkan dengan etanol 96%. Kemudian diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam dan diamati daya hambatnya. b. Uji daya hambat ekstrak Pada masing-masing ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda, diambil sebanyak 1 tetes dan diteteskan pada kertas cakram steril, lalu ditunggu sampai menjadi jenuh. Suspensi bakteri uji diambil sebanyak 100 μL, dituang secara merata pada medium _Nutrient Agar _(NA) menggunakan metode _spread_ _plate. _Ditunggu beberapa saat sampai mengering, lalu diletakkan kertas cakram yang telah dijenuhkan dengan masing-masing ekstrak dengan konsentrasi yang telah ditentukan (100%, 80%, 60%, 405, dan 20%, serta kontrol negatif). Media yang sudah berisi bakteri uji, kontrol negatif, dan cakram yang telah dijenuhkan dengan esktrak kemudian diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam. Diameter Daerah Hambat (DDH) yang terbentuk di sekitar cakram setelah 24 jam diamati dengan menggunakan jangka sorong. Uji dilakukan sebanyak enam kali pengulangan. Diagram alir uji aktivitas antimikroba disajikan pada Gambar 5, diagram alir uji penurunan total _E.coli_ pada daging ayam disajikan pada Gambar 6, dan diagram alir uji total _E.coli_ pada daging ayam disajikan pada Gambar 7. Kultur bakteri _E.coli_ (100µl) Diletakkan kertas cakram (5,5 mm) berisi ekstrak kulit pisang (20%, 40%, 60%, 80%, 100%) dan kontrol negatif (aquades) pada permukaanmedia NA
Dituang dalam media Nutrient Agar (NA) dengan metode _spred plate_ Diletakkan kertas cakram (5,5 mm) berisi ekstrak jantung pisang (20%, 40%, 60%, 80%, 100%) dan kontrol negatif (aquades) pada permukaanmedia NA
Didiamkan sampai mengering (t=1 jam)__ Inkubasi (T=37°C, t=24 jam) Daerah hambatan (mm) Gambar 5. Uji aktivitas antimikroba, dimodifikasi dari Ningsih _etal_., (2013)
3.4.5 UJI PENURUNAN TOTAL _E.COLI_ PADA DAGING AYAM 1 potong daging ayam diukur total _E_.coli, berdasarkan Lay (1994) 2 potong daging ayam (masing-masing 5 g) Dimasukkan dalam 2 buah erlenmeyer_E.coli_ 1 ml
Shaker pertama
(t= 30 menit, T=37°C)Shaker ke-dua
(t= 90 menit, T=37°C)Ekstrak 5 ml
1 potong daging ayam diukur total _E_.coli, berdasarkan Lay (1994) Total penurunan _E.coli_ Gambar 6. Uji penurunan total _E.coli_ pada daging ayam,dimodifikasi dari
Fardiaz (1989)
Daging ayam (5 g)
Dimasukkan dalam Erlenmeyer berisi BPW (45 ml)Dihomogenkan
Dilakukan pengenceran hingga 10-8 Diambil sampel setelah pengenceran (1 ml) Dituang ke cawan petri steril Dituangkan media _Mac Conkey Agar_ Diinkubasi (T=37°C, t= 24 jam)Total Koloni
Gambar 7. Uji total _E._coli pada daging ayam (Lay, 1994 dalamMarliena, 2016)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN(PRIVATE)
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar. 2003. Mutu Karkas Ayam Hasil Pemotongan Tradisional dan Penerapan Sistem _Hazard Analysis Critical Control Point_. _Jurnal Litbang_ _Pertanian_. 22: 33- 39. Babu, M. A., M. A. Suriyakala., K. M. Gothandam. 2012.Varietal Impacton
Phytochemical Contents and Antioxidant Properties of Musa acuminate (Banana). _J. Pharm. Sci. & Res. _4(10): 1950 - 1955. BSN (Badan Standardisasi Nasional) (2009). SNI 01-3924-2009 TentangMutu
Karkas dan Daging Ayam. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. BSN (Badan Standardisasi Nasional) (2009). SNI 01-7388-2009 TentangMutu
Daging Ayam. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., and Wootton, M. 2007. _IlmuPangan_,
Penerjemah: Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia. Jakarta Chandra, S., Baravalia, Y., Kaneria, M., and Rakholiya, K. 2010.Fruit and
Vegetable Peels- Srong Natural Source of Antimicrobics. _Current Research._ Department of Biosciences, Saurashtra University, Gujarat, India. P 444 – 450. Cox NA _et al_. 2005. Bacterial Contamination of Poultry as a Risk toHuman
Health. Di dalam: Mead GC, editor. _Food Safety Control in thePoultry_
_ Industry_. Boca Raton: CRC Pr. hlm 21-43. Davis, W.W. dan T.R. Stout. 1971. Disc Plate Methods ofMicrobiological
Antibiotic Assay. _J_. _Applied Microbiology_. 22(4): 666-670. Departemen Kesehatan, RI. 1996. _Pedoman Praktis Pemantauan GiziOrang_
_Dewasa_. Depkes. Jakarta. Departemen Kesehatan, RI. 2000. Parameter Standar Umum EkstrakTumbuhan
Obat, Cetakan Pertama. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hal: 10-12. Dewantoro, G.I., 2011. Tingkat Prevalensi _Echerichia coli_ DalamDaging Ayam
Beku yang Dilalulintaskan Melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. Djaafar T.F, Rahayu S. 2007. Cemaran Mikroba pada Produk Pertanian,Penyakit
yang Ditimbulkan dan Pencegahannya. _Jurnal Litbang Pertanian_. 26:67-
75.
Ditjen POM, Depkes RI. 2000. _Parameter Standar Umum EkstrakTumbuhan_
_Obat_. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Fardiaz, S. 1989. _Analisa Mikrobiologi Pangan_. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Firda. 2015. Manfaat dan Khasiat Jantung Pisang Untuk Kesehatan. http://www.belanjaalkes.com/blog/2015/08/banana-heart-benefits-for-health.
Diakses pada 25 Mei 2017. Ganiswara, S.G., 1995. _Farmakologi dan Terapi__, _Edisi 4. GayaBaru. Jakarta. 862
hlm.
Gunawan, Didik dan Mulyani, Sri. 2004. _Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I_. Penebar Swadaya. Jakarta. 115 hlm. Hanief, S. 2011. Efektivitas Esktrak Jahe (_Zingiber officonaleRoscoe_) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri _Streptococcus viridians_. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 61 hal. Hastari, R. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Pelepah danBatang Tanaman
Pisang Ambon (_Musa paradisiaca var.sapientum) _terhadap _Staphylococcus aureus_. (Karya Tulis Ilmiah). Universitas Diponegoro.Bandung. 57 hlm.
Humairani, R. 2007. Antioksidan Kulit Pisang (Musa paradisiaca) padaminyak
ikan terhadap stabilitas oksidasi dengan katalis panas dan cahaya. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. Imam, MZ, Akter S, Mazumder EH, Rana S. 2011. Antioxidant activitiesof different
parts of _Musa sapientum _L. ssp. _sylvestris _fruit. _J_._ ofApplied_
_Pharmaceutical Science_. 01(10): 68-72. Ismail, A, F, H., Samah, O, A., & Sule, A. 2011. A Preliminary Studyon
Antimicrobial Activity Of _Imperata cylindrica, Borneo. J_._ Resour. Sci. Tech, _1:63-66. Jawetz, E. _et al. _1995. Review of Medical Microbiology_. _LosAltos, California:
_Lange Medical Publication_. pp 227-230. Jawetz, E. J. I., Melnick dan Adelberg, E.A. 1996. _MikrobiologiKedokteran _Edisi
20 diterjemahkan oleh Nugroho, E., dan Maulany. EGC. Jakarta. pp.234- 240.
Jay J.M, Loessner M.J, Golden D.A. 2005. _Modern Food Microbiology_Ed 9th.
Springer Science and Business Media, LLC. USA. Karadi, R.V., Shah, A., Parekh., dan Azmi, P. 2001. AntimicrobialActivities of
Grapeseed Extracts: A New Approach In High Cardiovascular Risk Patients?. _Int J Clin Pract_. 60(11): 1484-1492. Karou, d., Dicko,M.H., Simpore, J., and Traore, A.S. 2005.Antioxidant and
antibacterial activities of polyphneols from ethnomedicinal plants of Burkina Faso. Afr. _J. Biotechnol_ . 4(8): 823-828. Karsinah, Lucky, Soehanto, dan H.W. Mardiastuti. 1994. _Kokus PositifGram dan_
_Batang Negatif Gram dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran_, Edisi Revisi. Bina Aksara. Jakarta. p 163-165. Katno, Haryanti S., dan Triyono A., 2009. Uji Daya Hambat EkstrakEtanol Daun
Sembung (_Blumea balsamifera_ (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Mikroba _E.coli_, _S.aureus_ dan _C.albicans_. _Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia_. 2(1): 33-36. Lay,W.B. 1994. _Analisa Mikroba di Laboratorium__, _Edisi I. PT RajaGrafindo
Persada. Jakarta.
Lee, E.H., Yeom, H.J., Ha M.S., and Bae, D.H. 2010. Development ofBanana
Pell Jelly and its Antioxidant and textural properties. _Food Sci_. _Biotechnol_ 19 (2): 449- 455. Lukman DW., 2009. _Higiene Pangan__, Bagian Kesehatan MasyarakatVeteriner_.
Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lukman, D.W., 2010. _Pembusukan Daging_, _Bagian KesehatanMasyarakat_
_ Veteriner_. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Mahmood, A., N. Ngah dan M. N. Omar. 2011. Phytochemicals Constituentand
Antioxidant Activities in Musa X Paradisiaca Flower. _European Journal of Scientific Research_. 66 (22): 311-318. Maloha, M, 2002. Pemeriksaan Angka Kuman _Escherichia coli _DenganUsap Alat
Pada Restoran, Rumah Makan, dan Lokalisasi Makanan Jajanan Di Kota Jambi Tahun 2001. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan. Mardaningsih, Ana dan Resmi Aini. 2014. Pengembangan Potensi EkstrakDaun
Pandan (_Pandanus amaryllifolius _Roxb) Sebagai Agen Antibakteri. _J_._ of Pharmaciana_. 4 (2): 184-192. Marliena, Lia. 2016. Uji Bakteriologis dan Organoleptik Daging Ayam(_Gallus_
_domesticus_) di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Bandar Lampung. (Skripsi). Universitas Lampung. Lampung. 67 hlm. Matasyoh, Lex G., 2014. Antimicrobial Assay and Phyto-cemical Analysis of _Solanum nigrum _Complex Growing in Kenya. _African Journal of_ _Microbiology Research_. 8(50). Mead, GC. 2003. Microbial Hazards in Production and Processing. Didalam:
Mead GC, editor. _Poultry Meat Processing and Quality_. Boca Raton:CRC
Pr. hlm 232-257.
Melliawati, R. 2009. _Escherichia coli _dalam Kehidupan Manusia._J_._ Bio Trends_.
4(1): 10-14.
Muani, A. 2013. Morfologi Koloni Bakteri. https://anitamuina.wordpress.com/ 2013/02/13/morfologi-koloni-bakteri/.
Diakses pada 24 Februari 2017. Murtidjo, B.A. 2003. _Pedoman Beternak Ayam Broiler_. Kasinius.Jakarta.
Nagarajaiah, S. B. dan Prakash, J. 2011. Chemical composition andantioxidant
potential of peels from three varieties of banana. As_. J. of Foodand_
_Agroindustry_. 4(01): 31-46. Ningsih, A.P., Nurmiati., Agustien A. 2013. Uji Aktivitas AntibakteriEkstrak
Kental Tanaman Pisang Kepok Kuning (_Musa Paradisiaca Linn._) terhadap _Staphylococcus aureus_ dan _Echerichia coli._ _Jurnal Biologi Universtas Andalas_. 2(3): 207-213. Nur, J., Dwyana A., dan Abdullah A. 2013. Biokativitas GetahPelepah Pisang
Ambon Musa paradisiacavar sapientum Terhadap Pertumbuhan bakteri _Staphylococcus aureus_, _Pseudomonas aeuroginosa_, dan _Escherichia coli_. (Skripsi). Universitas Hasanuddin. Makassar. Nuria, M.C., 2010. Antibacterial Activities From Jangkang(_Homalocladium_
_platycladum_ (F.Muell) Bailey) Leaves. _Jurnal Ilmu Pertanian_.6(2): 9-15.
Nuryati, L., Noviati, Rudi Waryanto, dan Roch Widianingsih. 2015.Outlook
Komoditas Pertanian Sub Sektor Peternakan (Daging Ayam). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal KementerianPertanian. Jakarta.
Okoli, R.I., A. A. Turay., J.K Mensah and A. O. Aigbe. 2009.Phytochemical and
Antimicrobial Properties of Four Herbs From Edo State, Nigeria.Report
and Opinion. 1 (5) : 67-73. ISSN: 1553-9873. Okorondu,S.I., Mepba, H.D., Okorondu, M.M.O., and Aririatu, L.E.2010.
Antibacterial properties of Musa paradisiacal peel extract. _J_._ of Current Trends in Microbiology_ 6: 21 – 26. Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan. 1986. _Dasar-Dasar Mikrobiologi 1_.Penerjemah:
Ratna Siri Hadioetomo dkk._ _Universitas Indonesia Press. Jakarta.115 hlm
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1988. _Dasar-Dasar Mikrobiologi_.Jilid 1.
Universitas Indonesia Press. Jakarta. Pelczar M.J, dan E.C.S. Chan. 2007. _Dasar-Dasar Mikrobiologi_.Penerjemah
Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL, Terjemahan dari: _Elements of_ _Microbiology_. UI-Press. Jakarta. Pendit, PAC., E.Zubaidah, F.H. Sriherfyna. 2016. KarakteristikFisik-Kimia dan
Aktivitas Antibakteri Esktrak Daun Belimbing Wuluh (_Averrhoa bilimbi _L.). _Jurnal Pangan dan Agroindustri_. 4(1): 400-409 Poeloengan, Masniari, Andriani, Susan N.M., 2007. Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Bungur (_Langerstoremia specios_a Pers.) Terhadap _Staphylococcus aureus _dan _Eschericia coli _Secara In Vitro. _Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteruner 2007_. 776-782 Pradana, Dedi., D. Suryanto, Y. Djayus., 2013. Uji Daya HambatEkstrak Kulit
Batang _Rhizophora mucronata _Terhadap Pertumbuhan Bakteri _Aeromonas hydrophila_, _Streptococcus agalactiae _Dan Jamur _Saprolegnia sp_. _J_._ of Aquacoastmarine_. 2(1): 78-92 Prasetyo, B.F., Wientarsih, I., Prioseryanto, B.P., 2008. AktivitasSediaan Gel
Ekstrat Batang Pohon Pisang Ambon dalam Proses Penyembuhan Luka Pada Mencit. _Jurnal Veteriner_. 11(2): 70-73 Prasetyo dan Inoriah, E., 2013. _Pengolahan Budidaya Tanaman danObat-Obatan_
_(Bahan Simplisia)_. Badan Penerbitan Fakuktas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu. pp 16-19. Pratiwi S.T. 2008. _Mikrobiologi Farmasi_. Penerbit Erlangga.Jakarta.
Priosoeryanto, B. P., H. Huminto., I. Wientarsih dan S. Estuningsih.2006.
Aktifitas Getah Batang Pohon Pisang dalam Proses Persembuhan Luka dan Efek Kosmetiknya Pada Hewan. http://repository.ipb.ac.id. Diakses pada
23 November 2016.
Rahardjo A.H.D., Santoso B.S., 2005. Kajian terhadap Kualitas KarkasBroiler
Yang Disimpan pada Suhu Kamar Setelah Perlakuan Pengukusan. _Jurnal Administrasi Publik. _7:1-5. Rashaf, M. 2000. _Beternak Ayam Pedaging_. Penebar Swadaya. Jakarta. Rosana, I.R., 2015. Aktivitas Antibakteri Jamu “Empot Super”Terhadap Bakteri
_Stphylococcus aureus _dan_ Echerichia coli._ (Skripsi). UIN MaulanaMalik
Ibrahim. Malang. 110 hlm. Saraswati, F.N., 2015. Uji AKtivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96%Limbah
Kulit Pisang Kepok (Musa Balbisiana) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat (_Staphylococcus epidermidis_,_ Staphylococcus aureus_,_ _dan _Propionibacterium acne_). (Skripsi). UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta. 67 hlm.
Sasmita, Y., I.G. Suarjana., dan M.D. Rudyanto. 2014. Cemaran_Escherichia Coli_
pada Daging Broiler yang Disimpan di _Showcase di _Swalayan di Denpasar. _J.of Indonesia Medicus Veterinus_ 3(1): 68-72 Snyder, C. R., J. J. Kirkland, and J. L. Glajach. 1997. PracticalHPLC Method
Development, Second Edition. John Wiley and Sons, Lnc. New York. Pp.722-723.
Soeparno. 1994. _Ilmu dan Teknologi Daging_. Gajah Mada UniversityPress.
Yogyakarta.
Soesilo, Slamet, Drs. 1995. _Farmakope Indonesia, Edisi IV._Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Songer, J.G., and Post, K W. 2005. Microbiology Bacterial and FungalAgent of
Animal Disease. _Elsevier Saunders_. Philadelphia. Sumathy, V., S. J. Lachumy., Z. Zakaria and S. Sasidharan. 2011. InVitro
Bioactivity and Phytochemical Screening of Musa acuminata Flower. _J. of Pharmacology online_. 2: 118-127. Suprijatna, E., Umiyati, dan Ruhyut. 2005. _Ilmu Dasar TernakUnggas_. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Susanto, Edi. 2014. Standar Penanganan Pasca Panen Daging Segar._Jurnal_
_Ternak_. 5(1): 15-20. Sutton, S. 2011. Measurement of Microbial Cells by Optical Density._J_._ of_
_Validation Technology_. XVII (I): 46-49. Suyanti, dan Ahmad Supriyadi. 2008. _Pisang Budidaya, Pengolahan danProspek_
_ Pasar_. Penebar Swadaya. Jakarta. 124 hlm. Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. _Morfologi Tumbuhan. _UniversitasGadjah Mada.
Yogyakarta.
Tiwari, P. Kumar, B. Kaur, M. Kaur, G. Kaur, H. 2011. Phytochemicalscreening
and Extraction: A Review. _J_._ of Internationale Pharmaceutica Sciencia_. 1(1): 98-106__ Usmiati S. 2010. Pengawetan daging segar dan olahan. Balai BesarPenelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor_. Jurnal Teknologi Sains_.9(3):46-51.
Windiyartono, A., Rr Rianti dan Veronica Wannietie. 2016. EfektivitasTepung
Bunga Kecombrang (_Nicolaia Speciosa Horan_) sebagai Pengawet terhadap Aspek Kimia Daging Ayam Broiler. _Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu_. 4(1): 19-23 Winn Jr, Washington C. 2006. _Koneman’s Color Atlas and Textbookof_
_Diagnostic Microbiology, 6th ed_. Lippincott Williams & Wilkins.USA._ _p 251-259.__
Diposting oleh Suci Nata Kusumadi 20.20
Tidak ada
komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!
Berbagi
ke Twitter
Berbagi
ke Facebook
Bagikan
ke Pinterest
Postingan Lama
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)MENGENAI SAYA
* Suci Nata Kusuma
Lihat profil lengkapkuARSIP BLOG
* ▼ 2017 (19)
* ▼ November (19)* Skripsi (Bab 1-3)
* Daftar Isi (PU)
* Mempelajari Proses Produksi Yoghurt di KPBS (Lapor...* Fermentasi Tempe
* Fermentasi Asam Amino (Daswet) * Cara Pengujian Uji Sensori Teh * Proses Pelayuan Daging (PBHP) * Apa itu Biokimia ? * Artikel Lemak (IGP) * Bisnis Toko Buah dan Sayur (Kewirausahaan Polinela... * Susu Kental Kacang Hijau (Sereal) * Pengolahan Isolat Protein Kedelai (Sereal) * Tugas Analisis Jurnal (Riset Operasional) * Restrukturisasi Buah (Hortikultura) * APLIKASI GEL LIDAH BUAYA SEBAGAI EDIBLE COATING TE... * Pembuatan Susu Kecambah Kedelai dan Susu Kecambah ... * Analisis Mikrobiologi Pada Bahan Hasil Pertanian (... * Pembuatan Tapai Ubi Jalar (Praktikum Teknologi Ser... * Perbandingan Manajemen Laboratorium dan Good Labor...* ► 2015 (9)
* ► November (9) Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger .Details
Copyright © 2024 ArchiveBay.com. All rights reserved. Terms of Use | Privacy Policy | DMCA | 2021 | Feedback | Advertising | RSS 2.0